Mata si gadis berpipi mandu itu tak bisa terhenti untuk terus memandangi gadis di belakangnya. Sesekali ia melirik kebelakang dengan alasan menanyakan cara matematika pada wendy, padahal ia sendiri sudah faham.
Namun untuk lisa yang berniat melupakannya mencoba menahan diri untuk tidak mendongak. Gadis itu hanya tertunduk sambil mencorat-coret bukunya.
"Lisa?" Panggil jennie akhirnya. Degup jantungnya begitu kencang, jennie tak siap jika nantinya menjawab dengan dingin.
"Iya?" Lisa mendongak. Sama halnya dengan gadis berpipi mandu, degup jantungnya begitu keras. Sudah lama ia tak menatap sepasang mata silver itu.
"Ah, umm, ii -- itu mtk udah?" Tanya jennie berbasa basi.
Mau bagaimanapun jennie tak mau kehilangan lisa sebagai temannya, yeah meskipun kalimat saat lisa mengungkapkan perasaannya masih mengiang di fikirannya. Meskipun ia terlalu takut kalau berdekatan jarak dengan gadis itu, namun satu sisi juga ia kehilangan sosok riang temannya itu.
"Oh udah, ini." Lisa mendorong buku catatannya kedepan. Dilihatlah oleh jennie.
"Oh iya-iya, sama sih jawabannya." Tutur jennie sambil menganggukkan kepalanya.
"Jen, peka lah, si lisa kangen lo tuh," Celetuk wendy
"Hah?" Jennie menolehkan pandangannya pada wendy dan lisa bergantian.
Sedangkan lisa sudah sibuk menjitak kepala sahabatnya itu. Bisa-bisanya berbicara seperti itu. Sudah tau keadaan sedang merenggang.
"Bajing---- JANGAN dengerin kata si wendy cagur jen," Ujar lisa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Jennie menyipitkan matanya dan menatap lisa , gadis poni itu sudah gelagapan dan menyilang-nyilangkan tangannya. Namun tatapan mata jennie malah semakin tajam.
"Sumpah jen, engga aku engga-----"
"Iya."
Jennie kemudian membalikkan badannya ke tempat semula. Sekarang rose yang membalik badan dan menatap kedua sahabatnya itu.
"Dia nih! Gue ga ngapa-ngapain!" Tunjuk lisa pada wendy. Namun wendy malah tertawa terbahak-bahak.
🌶
Gadis ini sedikit membisu setelah bercengkrama tadi. Diterpa dengan semua kebingungan dan ganjalan rasa yang sangat aneh. Saat lisa mengungkap bahwa dirinya tak sedikitpun menyimpan rasa rindu padanya, dan entah mengapa hatinya tiba-tiba ditelan rasa aneh yang membuatnya sampai malas untuk mengisi perutnya sekarang. Saat si gadis berponi menjawab seadanya dan tak berceloteh banyak. Saat itu juga sisi dirinya luruh dan menyerah.
Tak bisa dipungkiri bahwa jennie yang menimbulkan jarak. Namun gadis ini yang malah diterpa kerinduan. Jennie berani bersumpah, bahwa ia bukan membenci lisa, namun ia ketakutan jika berada di sisinya. Jennie gadis straight, yeah.
"Ga dimakan?" Jennie menoleh ke samping. Saat lisa bertanya seperti itu dan menunjuk makanan yang memang benar hanya ia aduk saja sedaritadi.
"Ga laper." Jawab jennie seadanya. Sebenernya ia menjadi tidak mood berbicara dengan gadis disampingnya ini.
"Kenapa dibeli?" Pertanyaan yang membuat jennie membisu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Sekolah [Jk.Lm] -COMPLETED
FanfictionTak ada yang menakutkan selain rasa penasaran yang begitu dalam -L