56

5.8K 509 59
                                    

"Selangkah kamu masuk,"

"Nini-----"

"Ataupun tangan kamu nyentuh knop pintu,"

"J please ...."

Tubuh lisa beringsur meluruh di depan pintu yang tertutup rapat. Memejamkan mata, menutup pandangan karena rasa nyeri yang mencakar habis-habisan lubuk hati. Air mata itu keluar tanpa aba-aba.
Rindu dan rasa bersalah yang berputar-putar dengan tawa riang di fikirannya.

Flashback On

Saat tubuh keduanya bersatu. Saling memeluk dengan rasa yang bercampur . Tangan kekar itu mengelus-elus lembut punggung yang tengah dilingkarinya.

Wanita yang tengah menangis sejadi-jadinya. Pundaknya bergetar hebat, bahkan cengkraman lengan pada jaket pria yang tengah dipeluknya begitu erat. Mengeluarkan emosi dan tajamnya duri yang menusuk relung hati.

"Aku mencintaimu. Aku takkan pernah meninggalkanmu, lisa."

Gadis yang tengah disebut lisa, memejamkan matanya. Ia menggeleng lemah, niat hati ingin mendorong sekuat tenaga tubuhnya itu, namun ia tak memiliki tenaga, sehingga menyerah di dalam dekapannya.

"Kamu kenapa?"

Lisa tak menggubris.
Saat mulut dan kata-kata yang membeku dan menyakitkan. Hari-harinya semakin kacau dan tak terkendali. Ia pernah berfikir bahwa kisah percintaannya akan berjalan mulus, namun itu semua sangat tidak. Jika semua orang mengisi liburan sekolah dengan kebahagiaan bersama keluarga atau kerabat. Mungkin hanya lisa yang yang diisi dengan air mata yang takkan kunjung selesai.

Kakinya terus mengejar langkah jennie yang semakin hari menjauh. Tangan yang selalu berusaha meraih, namun terhempas dengan kasar. Mata yang menajam seakan-akan membunuhnya di tempat. Kata-kata kasar yang terulas dengan indah keluar dari mulut jennie membuat hatinya berteriak kesakitan.

Dan kali ini, lukanya makin bertambah. Saat dengan indah pria menyatakan cintanya. Yang membuat dirinya bisa tertawa dan bahagia, meskipun sementara. Namun tidak secuil pun bisa membuatnya berpaling dari mata kucing. Rasa yang tak bisa terbalas itu menyakitkan, lisa sangat tahu. Ia tak bisa mengungkapkan ini.

"Aku gabisa ..."
"Aku gabisa. Maaf ten, aku mencintai yang lain." Lirih lisa sambil mempererat cengkramannya. Emosi yang sedang mencakar-cakar habis tubuhnya

Ten,
Ia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lirih. Menyimpan dagunya di atas kepala wanita yang begitu ia cintai, tangannya makin erat memeluk tubuh imajinasinya.

"Baiklah. Aku mungkin menjadi pertama dan terakhir kalinya, memberi pundak malam ini." Ujarnya

Sekuat apapun kau berusaha, cinta takkan mungkin didapat. Karena memang begitu takdirnya, cinta bukan paksaan. Maafkan aku, ten.

"Kamu kenapa?"

"Aku mencintainya ..."

"Lisa ..."

Si gadis berponi terkejut bukan main, mendengar suara yang amat sangat ia kenal. Suara yang menjadi bayang-bayang saat mimpi menjemputnya. Suara yang begitu ia rindukan akhir-akhir ini. Namun sialnya, ini akan menjadi ledakan besar.

Lisa mendorong dengan kuat tubuh ten sampai pria itu mundur ke belakang, dan terlepaslah tubuh keduanya. Ia menoleh ke belakang dengan cepat.

 Ia menoleh ke belakang dengan cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anak Sekolah [Jk.Lm]                                               -COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang