Selamat berjuang.
Halo, penghujung semester.
Waktu yang akan menyeret habis, tak terasa.Semua kelas dua belas tidak mengikuti upacara, mereka hanya mendekap di dalam kelas. Waktu belajar yang bertambah. Mereka sudah harus berada di sekolah pukul 06:00 pagi. Bahasa umumnya, pemantapan.
Wanita dengan kacamata yang bertengger di hidungnya aktif berbicara di depan kelas, menjelaskan runtunan soal beserta jawabannya.
Sorot mata yang tegas, gerakan tangan yang lincah, gadis itu layaknya seorang guru. Aura nya pekat sekali, membuat siapapun tak bisa mengalihkan pandangnya.Jennie, kau terlalu sempurna.
Lisa tersenyum puas. Rasa bangga pada kekasihnya. Wanita cantik dan berprestasi. Jennie adalah paket komplit, dan itu sialnya. Karena itulah jennie banyak menjadi incaran.
Lisa memang sering merendah untuk membangsat, memang benar. Gadis itu tak pernah sadar diri bahwa dirinya pun dikejar dari berbagai kalangan. Namun lisa tak pernah menggubrisnya, ia tak pernah menoleh, karena jennie membuatnya tak bisa berpaling barang sedetik pun.
"Mantap," Gumam wendy sembari tersenyum.
Lisa menoleh dan ikut tersenyum, "Wen gue takut ..." Tiba-tiba lisa menyahut membuat wendy menoleh.
"Takut apa?" Tanya wendy
"Jennie terlalu sempurna ..."
"Apa gue pantes bersanding dengan nya?" Tanya lisa, senyumnya lirih, ia menundukkan kepalanya.Tangan wendy bergerak mengusak kepalanya, ia tersenyum. Wajar saja lisa ketakutan, jennie memang benar-benar sempurna, meskipun wendy tahu lisa tak kalah saing dengan gadis yang tengah berdiri di depan kelas, namun wendy akui jennie benar-benar membuat siapapun tak percaya diri.
"Berusaha memantaskan diri lah," Celetuk wendy sembari terkekeh.
"Gue lagi berusaha selama ini." Balas lisa
"Hahaha ... becanda,"
"Lo pantes bersanding dengan dia lis, lo lebih dari kata pantas. Kepribadian lo yang bisa nyeimbangin jennie," Balas wendy"Kadang gue ragu, kadang gue mikir kalau jennie tuh cuman pura-pura sama gue ..."
"Apa sikap jennie selama ini ga nunjukin kalau dia cinta lo? Apa lo masih ragu?" Wendy bertanya balik sembari menggelengkan kepala.
Lisa menggeleng lemah. Tidak, ia percaya bahwa jennie mencintainya, namun hanya saja, hfttt, ketakutan yang terkadang menyerang dirinya membuat ia berfikir bahwa jennie jauh dari kata mencintainya.
Wendy terkekeh. "Wajar lo takut, tapi jangan sampe lo ragu dan berakhir bikin jennie kecewa karena persepsi lo yang engga-engga," Ujar wendy
"Sekian penjelasan dari saya, apabila ada yang mau ditanyakan karena kurang jelasnya saya menyampaikan, mari saya membuka sesi tanya jawab," Ujar jennie di depan, membuat wendy dan lisa sontak menoleh.
Jennie mengedarkan pandangannya pada seluruh murid di dalam kelas, ia tersenyum. Matanya terdiam beberapa detik di tempat si gadis berponi, kemudian mengedipkan sebelah mata.
"Goblog," Umpat lisa sembari memukul pundak wendy.
"Ahahahahahaha, pftttt anjeng," Wendy ikut tertawa, dan jennie pun ikut terkekeh di depan sana.
"Waow ... ayo anak-anak ada yang ditanyain gak sama murid tercantik disini?" Celetuk guru tersebut.
Guru itu bertepuk tangan, dan tak lama murid ikut bersorak dan bertepuk tangan, membuat jennie tersenyum malu. Bagaimana tidak bangga, jennie hanya diminta menjelaskan, namun gadis ini berinisiatif membuka sesi tanya jawab, tidak seperti murid lain yang jika sudah menjelaskan buru-buru kabur atau memelototi temannya agar tidak bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Sekolah [Jk.Lm] -COMPLETED
FanfictionTak ada yang menakutkan selain rasa penasaran yang begitu dalam -L