Setelah kelakuan refleks nya, gadis ini merutuki dirinya sendiri. Sudah hampir 3 hari , kecanggungan besar yang ia hadapi. Dan yang menyakitkan, fakta bahwa jennie seakan-akan menjauhi dirinya, yeah memberi jarak.
Dan lisa sendiri pun tak berani membuka suaranya jika tidak menyangkut hal-hal yang tak penting. Ia membisu, dan yeah sudah tiga hari inipun ia menghindari dari semua sahabatnya , dengan alasan jika istirahat ia akan mengunjungi perpustakaan.
Namun, perlakuan lisa tersebut disadari dan dicurigai oleh jisoo dan rose. Sehingga kali ini, saat lisa akan melangkahkan terlebih dahulu kakinya, rose sudah lebih dulu menahan pergelangan tangannya.
"Lo ke perpus mulu, udah ikut kita!" Paksa rose, sahabatnya itu mengangguk. Dan rose menarik paksa lengan lisa.
Lisa kali ini hanya menunduk dan pasrah saat rose menarik. Ia tak berani mendongakkan kepalanya, yang nantinya akan berakibat fatal dengan pemilik si mata kucing.
Diam-diam jennie melirik gadis tersebut. Ia sadar apa yang telah menciptakan jarak di antara mereka. Jujur, jennie sendiri kebingungan dengan semua sikap dirinya sendiri. Kaget, sudah pasti. Saat dengan tiba-tiba lisa berkata seperti itu. Yang jennie fikir perlakuan lisa selama ini hanyalah sebatas persahabatan, namun nyatanya itu lebih melambung jauh. Dan setelah lisa berbicara seperti itu, jujur jennie menjadi gerogi dan tak berani berkata bersamanya. Yaps, gadis ini memang sengaja menciptakan jarak dengannya. Namun dengan anehnya juga, ia merasa kehilangan satu sisinya saat si poni tak lagi berceloteh.
"BURUNG KAKAK TUA MAKAN SUMSUM,----"
"Cakep," Sahut wendy
"IRENE CANGTIP PUNYA AKANG SUHO,"
Krik krik, semua sahabatnya menunduk malu dan menutup mukanya. Bisa-bisanya ia berteriak di tengah corridor seperti ini, mana salah lagi.
"Yok pulang yok, malu rene gue," Ujar seulgi sambil menurunkan tangan irene yang melambai-lambai ke atas. Irene mengerucutkan mulutnya sambil mendelik.
"Yow lalis, biasanya elu ngegembel, tumben diem lu, lagi sariawan?" Ujar wendy sambil menyenggol lengan gadis tersebut.
Lisa mendongak, kemudian terkekeh sambil menggelengkan kepalanya, dan ini sukses membuat sahabatnya kebingungan, ini bukan lisa yang mereka kenal. Lisa menoleh, dan mendapati jennie yang sedang menatap ke arahnya. Buru-buru ia mengalihkan pandangannya.
Hati si mandu tiba-tiba menciut saat lisa berusaha memutus kontak matanya. Gadis itu seakan menjauhi dirinya, padahal ia sendiri yang telah menyatakan isi hatinya. Jennie menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha berfikir secara jernih, karena faktanya yang menjaga jarak itu dirinya.
Sesampainya di kantin, lisa langsung menuju warung tanpa berkata sepatah katapun, meninggalkan sahabatnya pula. Dan niat rose untuk mengintrogasi kali ini semakin besar. Rose pun menyadari ada yang aneh diantara jennie dan lisa, saat lisa tak banyak bicara dan tak bertingkah konyol di depan jennie.
Berbeda dengan sahabatnya yang mencari bangku terlebih dahulu.
"Neng kendang, kalau saya bil-----"
"Apasih," Potong lisa dengan cepat. Ia sudah sangat hafal dengan pemilik suara tersebut. Siapa lagi jika bukan jeka.
"Lo kenapa?" Tanya jeka, ia menyadari cewek tersebut lebih banyak diam setelah 3 hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Sekolah [Jk.Lm] -COMPLETED
FanfictionTak ada yang menakutkan selain rasa penasaran yang begitu dalam -L