Tebak sekarang mereka di mana? Iyap bandara Jeju Gukje Gonghang. Semalam Jeno pulang dengan membawa rangking yang tak tanggung.
Dia rangking satu di angkatan kelas 10. Bukan kelas lagi, Jaehyun betul-betul menepati janjinya karena Jeno terus menagihnya.
Mark juga mendapat rangking pertama, gak heran sih kalau Mark. Dia kan memang anak berprestasi.
Semalam Jeno dengan semangat mengabari kakek dan neneknya kalau dia bakal ke Jeju dia bahkan terus mengatakan itu sampai Jong-in kakenya bosan mendengarnya.
"Kalau sampai di rumah nanti kita langsung lihat sunset ke pantai ya mom?" Ajak Jeno, dia semangat sekali. Bahkan dari semalam dia terus bilang ingin lihat sunset.
"Iya-iya. Jalannya lihat depan Jeno..." Tegur Taeyong dari tadi Jeno berjalan mundur karena menghadap ke mereka.
"Hehehe, ada sensor nya mom. Gak akan nabrak." Kata Jeno, Taeyong terus berusaha menggapai langkah Jeno. Entah kenapa dia merasa menjaga anak 5 tahun.
Jaehyun dan Mark berjalan di belakang mereka sambil membawa barang-barang mereka dengan troli bandara.
"Mark Hyung! Jangan lupa." Jeno berbalik mengedipkan matanya untuk Mark.
"Apa?" Tanya Taeyong padanya. Jeno hanya tersenyum sambil memeluk lengan Taeyong.
"Oh ya Mark, tadi ini titipan Johnny." Jaehyun memberikan amplop yang dia keluar kantongnya.
"Katanya itu bayaran untuk ngajarin Haechan main gitar." Jaehyun menyodorkan amplopnya. Tapi di tolak sama Mark."Gak usah dad, nanti kasihkan balik saja. Uncle John sudah banyak membantu kami, jadi anggap saja itu balasan dari-- ya walau gak setimpal." Jawab Mark, Jaehyun menghentikan langkahnya. Dia menatap Mark.
"Kalau begitu kembalikan sendiri dan bilang kau membantu Haechan sepenuh hati." Jaehyun menyerahkan amplopnya untuk Mark, dia pun melanjutkan langkahnya menyusul Jeno dan Taeyong.
"Hah... Sepenuh hati jatuh padanya..."
***
Disinilah Jong-in dan Kyungsoo yang sedang bersiap di rumah mereka menyambut kedatangan Jeno.
Sudah lama sekali mereka tidak bertemu dengan Jeno. Pasti cucu mereka satu-satunya itu sudah dewasa sekali sekarang.
"Sayang, jangan lupa jjampong nya milik Jeno jangan di kasih tiram." Ucap Jong-in atau bisa di panggil kakek Kai oleh Jeno.
"Iya, aku tau. Bereskan saja mejanya." Suruh Kyungsoo. Dari tadi suaminya itu cerewet sekali, kerjaan juga gak ngebantuin cuma bisa nyuruh.
Jong-in paling sayang dengan Jeno, karena katanya Jeno itu hartanya, ketika permatanya hilang, dia masih memiliki berlian di hidupnya.
Jong-in juga sudah membeli berbagai macam buah juga kue untuk nyambut Jeno, dia rindu sekali dengan cucunya itu.
"Menurut mu, apa Jeno baik-baik saja dengan calon yang di bawa Jaehyun?" Tanya Jong-in, dari dia lihat berita tentang Jaehyun beberapa waktu lalu dia langsung memikirkan perasaan cucunya itu.
"Nanti kau tanya saja pada Jeno, kau ini berlebihan sekali." Jawab Kyungsoo, dia lagi masak makanan kesukaan Jeno, jjampong.
"Hah... Kau tau kan, Jeno itu--"
"Berlian mu, iya aku tau. Sudah cepat bereskan, sebentar lagi mereka sampai."
Jong-in menurut, dia kembali membereskan meja makan, menyediakan piring dan gelas.
Betul saja, gak beberapa lama suara mobil terdengar. Jong-in yang tau itu cucunya langsung bergegas keluar membuka kan pintu.
"Tidak sabar sekali..." Kyungsoo mematikan kompornya, dia juga udah gak sabar melihat cucunya. Dia pun pergi menyusul Jong-in.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny [Jaeyong]
General FictionJung Jaehyun adalah seorang single Parent yang merawat anak satu-satunya Jung Jeno, yang terlahir tanpa mengenal siapa ibunya. Karena ibunya meninggal saat melahirkan dirinya. Menjadi seorang ayah dan ibu sekaligus untuk anaknya membuat Jaehyun memi...