9. Jasminum sambac 🔞

28.4K 2.9K 259
                                    

Unknown:

Lee Minhyung?

Wah, kau jahat sekali tidak memberi marga ku. Bukan kah dia anak ku?

Dia tau kan tentang aku sayang? Atau aku harus memberi tahunya?

Oh, siapa pria yang bersama mu semalam? Aku cemburu.

Tapi aku tau, cintamu hanya padaku.

Kim Taeyong. Itu harusnya namamu.

Taeyong mengabaikan pesan-pesan itu. Dia terdiam. Apa yang harus dia lakukan. Taeyong takut, takut sesuatu terjadi padanya dan Mark.

Flashback.

"Kau hamil??? Gugurkan anak itu!" Taeyong menatap tidak percaya dengan apa yang baru saja suaminya katakan padanya.
"Kau tau kan? Aku tidak suka anak kecil. Mereka berisik!"

Taeyong berjalan mundur saat suaminya terus mendekat dan mendesaknya.

"Aku menikahimu untuk memuaskan dan melayaniku. Bukan untuk memberi hal yang tidak berguna!!" Dia menghimpit Taeyong di dinding karna sudah terdesak.

Taeyong tidak bisa apa-apa. Dia hanya bisa menangis menatap penuh mohon pada suaminya itu.

"Sssyuutt, jangan menangis, jangan menangis, JANGAN MENANGIS!" Dia mencengkeram pipi Taeyong dengan kasar. Setelahnya dia pergi keluar dari kamar itu meninggal kan Taeyong.

Tubuh taeyong merosot, dia takut, dia sangat takut. Tidak ada yang bisa menolongnya saat ini. Taeyong bersembunyi dalam lipatan kakinya. Dia menangis hebat di sana.

"Mommy ada sini tenang saja sayang..." Ucap Taeyong sambil memegangi perutnya yang masih rata itu.

Tiba-tiba pintu kembali terbuka dengan kasar, Taeyong terkejut. Dia langsung berdiri, menjaga dirinya. Suaminya kembali dengan gelas yang berisi sesuatu yang Taeyong tidak tau.

"MINUM!" Suruhnya, dia mendorong tubuh Taeyong ke kasur dengan satu tangannya. Taeyong tidak mau, dia tidak tau itu apa.
"AKU BILANG MINUM INI!" Lagi-lagi orang itu memegang pipi Taeyong agar dia mau meminum minuman itu.

Taeyong langsung memuntahkan minuman tadi, dia terbatuk. Hal itu membuat suaminya marah. Tanpa belas kasian lagi, dia menyeret tubuh Taeyong.

Taeyong mencoba meronta, dia menarik tangan nya mencoba kabur. Tapi gerakannya terlalu lemah, suaminya berhasil menggapai tangannya. Tamparan di layangkan ke pipi putihnya.

"Lepaskan aku... Aku mohon..." Ucapannya tidak sama sekali di gubris Taeyong terus di seret dengan paksa menuruni tangga menuju basemen. Semakin kedalam, semakin tidak ada cahaya di sana.

Tubuh Taeyong di dorong hingga terjatuh, dia tidak bisa melihat apa-apa. Gelap sekali, dia tidak bisa melihat apa-apa.

Taeyong meraba lantai mencoba mencari perlindungan namun nihil. Dia malah mendapatkan tarikan di rambutnya.

"Kau yang memaksa." Bisiknya pada Taeyong. Dia berjongkok, bisa Taeyong rasakan napas orang itu sangat dekat dengan wajahnya. Dia hanya bisa menangis, memohon, agar di lepaskan.

"Kau tau, aku mencintaimu, aku menyukai tubuhmu, harum mu, apalagi suara mu yang lemah di bawah ku..." Dia mulai menciumi leher Taeyong, tangannya terus meraba tiap lekuk Taeyong.

"Tapi... Aku membenci anak-anak. Kenapa kau memberikan ku anak? Kenapa? Aku benci itu. Kau paham, hm?" Dia memegang wajah Taeyong yang menahan napasnya, air matanya terus saja menetes.

You're My Destiny [Jaeyong] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang