Pagi ini cuaca tidak terlalu baik, salju turun namun tidak lebat. Jeno sudah sampai di sekolah nya, dia di antar supir. Karena tadi daddynya masih tidur, dia juga gak tega bangunin untuk pamit.
Langkah Jeno kecil sambil menendang tumpukan salju, dia mengeratkan jaket tebalnya.
"MARK HYUNG!!!" Jeno berlari ke arah Mark yang terlihat baru turun dari bis. Tapi karena jalanan licin Jeno jatuh.
"Ya!" Mark langsung menghampiri Jeno, membantunya berdiri. Mark tertawa melihat wajah Jeno yang habis salju.
"Bodoh, jalan licin kau malah lari." Ujar Mark, dia membersihkan salju di kepala Jeno."Ehe, mommy gimana?" Tanya Jeno, Mark merangkul nya, membawa Jeno masuk ke dalam sekolah. Karena dingin jika mereka terlalu lama.
"Ada di rumah, kau setiap hari yang di tanya mommy saja..." Ucap Mark, Jeno melipat tangannya di dada.
"Terus aku harus nanya siapa? Lucas Hyung? Hen-- eh, dari semalam aku tidak lihat Lucas Hyung. Kemana?" Tanya Jeno, Mark menghela napasnya.
"Itu dia, dari semalam aku telpon, chat, dia tidak respon. Biasanya anak itu tidak begini. Kemana ya?"
"Tanya Jungwoo Hyung sudah?"
"Sudah, tapi dia bilang tidak tau. Something weird." Sahut Mark, saat dia bertanya pada Jungwoo, respon Jungwoo aneh tatapan juga seperti sedih gitu.
"Mau cari? Nanti aku temani."
"Lalu aku di omeli mommy dan Jaemin, tidak Terimakasih. Aku sendiri saja. Sudah sana ke kelasmu." Suruh Mark, Jeno merengut. Kenapa juga Jaemin sama Mommy nya harus marah.
"Mau ikut pokoknya! Aw--" mulut Jeno langsung di jepit Mark dengan jari jempol dan telunjuknya.
"Cerewet, anak Lee Taeyong." Ucap Mark, Jeno menepis tangan Mark.
"Itu Hyung!" Jawab Jeno, dia menyeka bibirnya.
"Kau lebih mirip, cerewet, berisik, banyak maunya. Sudah sana." Mark setelahnya pergi duluan menuju ke kelasnya.
"Anak Jung Jaehyun, kayanya aku dulu tertukar deh sama Mark Hyung."
***
Ting tong!
Jungwoo yang baru saja selesai bersiap mau ke toko kue langsung bergegas ke luar mendengar bel. Hatinya sangat berharap itu Lucas. Jungwoo rindu, dia mau bertemu Lucas
"Lu---"
"Hi, selamat pagi." Musnah sudah harapan Jungwoo, sakit sekali rasanya rindu ini.
"Rowoon, ada apa?" Tanya Jungwoo, dari semalam Rowoon terus datang menemuinya.
"Tidak, hanya ingin karena kebetulan lewat sini jadinya aku menjemput mu. Sekalian aku ingin beli kue di tempat mu kerja." Jungwoo mengangguk, dia tersenyum kemudian.
"Baiklah, sebentar ya aku ambil tas." Rowoon mengangguk, Jungwoo kembali masuk ke dalam mengambil tas nya. Tidak beberapa lama dia kembali keluar.
"Manis sekali hari ini." Puji Rowoon, Jungwoo terdiam saat hendak menutup apartemen nya. Dia diam saja setelahnya.
"Ayo." Ajak Rowoon hendak mengambil tangan Jungwoo."Terimakasih sudah di jemput." Ucap Jungwoo menarik tangannya, tersenyum canggung lalu melangkah mendahului Rowoon.
Jungwoo hanya terlalu lelah, hatinya sedang tidak bisa di ajak untuk baik-baik saja, dia merindukan Lucas yang selalu membuat nya bahagia. Tapi kini, kesedihan adalah sosok itu.
"Jungwoo... Kau masih memikirkan nya?" Tanya Rowoon, langkah Jungwoo terhenti. Dia menatap bingung pada Rowoon yang seakan tau.
"Dia pergi meninggalkan mu, untuk apa kau pikirkan orang brengsek seperti itu?" Mata Jungwoo memanas, berkaca-kaca siap untuk menjatuhkan bulir air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny [Jaeyong]
General FictionJung Jaehyun adalah seorang single Parent yang merawat anak satu-satunya Jung Jeno, yang terlahir tanpa mengenal siapa ibunya. Karena ibunya meninggal saat melahirkan dirinya. Menjadi seorang ayah dan ibu sekaligus untuk anaknya membuat Jaehyun memi...