Taeyong baru saja selesai menutup tokonya, dia terkejut saat supir pribadi yang biasa mengantarkan Jeno menjemputnya.
Tadi dia diminta oleh Jaehyun untuk kemansionya, Taeyong tidak tinggal di sana, mereka belum ada hubungan yang membuat nya berhak tinggal di sana. Walaupun akhir-akhir ini Jaehyun sangat membuatnya gila.
Dia sempat menginap beberapa hari waktu itu, tapi setelah pemakaman mamanya Jungwoo seminggu yang lalu, dia dan Mark pun pulang. Dia punya rumah sendiri kalau kalian lupa.
Taeyong tadinya dengan Jeno, anak itu membantunya dari pagi setelah check up sampai siang. Setelahnya Jeno pergi. Mark? Anak itu katanya ikut Jaehyun ke lokasi proyek. Mark betul-betul ingin terjun ke dunia bisnis seperti nya.
"Huh? Kenapa tidak diangkat?" Guman Taeyong saat menelpon Mark, dia ingin suruh untuk pulang ke rumah Jaehyun saja. Perasaan nya jadi cemas sendiri.
Mobil itupun sampai di halaman mansion Jaehyun, Taeyong turun dan melihat tidak ada mobil Jaehyun. Dia sedikit bingung. Supirnya juga diam saja.
Dengan rasa cemas yang selalu di milikinya Taeyong melangkah untuk masuk, dia menekan tombol sandi yang dia hapal luar kepala sudah sandinya.
Pintu terbuka, rumahnya sangat gelap, tapi lilin-lilin berbaris menyambut nya. Taeyong bingung sampai tiba-tiba lampu nyala dan menampilkan Jaehyun dengan stelan rapinya. Taeyong sedikit terkejut.
Canggung, Jaehyun terlihat kikuk sendiri. Dia berjalan mendekati Taeyong dan mengulurkan tangannya. Taeyong yang masih tidak mengerti hanya menurut dan menerima tangan Jaehyun yang kini menuntun nya menuju meja makan. Jalan mereka di taburi mawar juga. Romantis sekali dengan alunan musik klasik.
Jaehyun mempersilahkan nya untuk duduk. Setelahnya dia duduk juga pada tempatnya. Taeyong terdiam menatap sekeliling rumah yang di desain jadi kesan romance.
Tiba-tiba Mark dan Jeno datang dengan pakaian pelayan formal mereka. Mark dengan makanan dan Jeno dengan minuman.
Seakan profesional mereka berdua menyajikan makanan nya. Taeyong tercengang sampai tidak bisa menutup mulutnya.
Setelah makanan tersaji, Mark mundur dan kini giliran Jeno untuk maju. Dia menuangkan air ke dalam gelas yang sudah ada di meja.
"Silahkan di nikmati hidangannya." Ucap Jeno, mereka berdua pun mengundurkan diri dan pergi dari sana.
"Makanlah..." Suruh Jaehyun, Taeyong masih terkejut dengan semua yang terjadi di sini.
"Apa maksudnya?" Tanya Taeyong. Jaehyun berdehem setelahnya dia berdiri kembali dan menghampiri Taeyong.
Tangannya kembali terulur untuk membawa Taeyong juga berdiri. Keduanya pun saling berhadapan.
Jaehyun merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebuah cincin berlapis berlian dan lingkar nya dari intan murni. Taeyong kali ini hampir jantungan.
"I... Eum.. i just want to make sure. You're mine." Ujarnya, dia mengambil jemari Taeyong lalu menyematkan cincin tersebut di jari Taeyong.
"Jaehyun are you---"
"Yes i am. Sebelumnya aku ingin meminta maaf, aku tidak bisa membuangnya begitu saja dari hatiku. Tapi, ijinkan aku untuk menyimpan nya sebagai hal yang pernah membuat aku bahagia sebelumnya. But now, my happiness is you. I think karma is real. That's true. I'm fall in love with you." Taeyong menatap mata Jaehyun mencoba mencari kebohongan atau prank yang biasa mereka lakukan padanya. Tapi tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny [Jaeyong]
General FictionJung Jaehyun adalah seorang single Parent yang merawat anak satu-satunya Jung Jeno, yang terlahir tanpa mengenal siapa ibunya. Karena ibunya meninggal saat melahirkan dirinya. Menjadi seorang ayah dan ibu sekaligus untuk anaknya membuat Jaehyun memi...