Jaehyun terbangun karena merasakan sesuatu yang basah menyentuh dahinya. Dia perlahan membuka matanya dan melihat Taeyong yang perlahan menaruh kain basah di dahinya.
"Kenapa di sini?" Tanya Jaehyun, Taeyong yang terlalu fokus buat naruh kain tadi dan sebisa mungkin gak nyentuh Jaehyun biar gak denda terkejut dia sampai termundur.
"Astaga, jangan ngagetin bisa gak?" Tanyanya, dia menjauh dari pinggir ranjang Jaehyun.
Jaehyun mengambil kain tadi dan langsung duduk, itu membuat kepalanya semakin sakit. Dia meringis sambil memegang kepalanya.
"Ahhh, sial." Maki Jaehyun, dia hari ini ada rapat kenapa juga tidak sembuh padahal sudah minum obat. Dia noleh ke sampingnya, sudah tidak ada Jeno. Seingatnya semalam dia di tempel KoolFever sama Jeno, tapi sudah gak ada.
"Sakit, masih bisa saja memaki." Ujar Taeyong. Dia bingung mau gimana, salah pegang denda ini.
"Ngapain disini?" Tanya Jaehyun, dia mau berdiri tapi tiba-tiba tubuhnya hampir jatuh. Entahlah, kepalanya berputar hebat. Untung Taeyong dengan sigap nahan dia. Reflek.
"Coba diam rebahan saja. Kenapa sih?" Taeyong mengomel sambil membantu Jaehyun kembali duduk di kasurnya. Jaehyun diam saja memijat kepalanya.
"Tadi pagi Jeno telepon, dia khawatir. Makanya kesini." Jelas Taeyong, dia mengambil air putih yang tadi dia bawa dan ngasihin itu ke Jaehyun."Pulang sana, aku harus ke kantor." Jaehyun minum air putih tadi dan kembali ngasih gelasnya ke Taeyong yang natap dia kesal.
"Gak kerja sehari saja memang nya kenapa? Kau jatuh miskin gitu? Hah, memang betul-betul. Jika bukan karena Jeno aku tidak mau ke sini. Urus saja dirimu sendiri." Taeyong naruh gelas tadi dan ngambil tasnya dia langsung keluar dari kamar Jaehyun.
Jaehyun memejamkan matanya, dia kembali mencoba untuk berdiri dan menyusul Taeyong. Tapi tiba-tiba dia sangat mual, Jaehyun langsung pergi ke toilet di kamarnya.
Dia terduduk dan langsung muntah di sana. Kepalanya berputar hebat sampai Jaehyun menumpu tubuhnya pada closet. Dia muntah, tapi tidak ada yang keluar. Ya karena dia tidak ada makan malam, hanya makan sebelum take off semalam.
Tiba-tiba dia ngerasain pijatan ringan di tekuknya, dia tahu itu siapa. Tapi kepalanya yang sakit buat dia tidak bisa apa-apa.
"Sudah?" Tanya Taeyong. Iyap taeyong balik pas dengar suara Jaehyun muntah, dia tidak tega jadinya.
Jaehyun mengangguk lalu mencoba untuk berdiri di bantu Taeyong yang memapah dirinya, kembali ke kasurnya.
Taeyong mendudukkan Jaehyun dengan pelan. Setelahnya dia keluar membawa gelas Jaehyun tadi buat ngambil minum lagi.
Sedangkan Jaehyun, dia sudah merebahkan dirinya. Kepalanya sangat pusing, dia mengambil handphonenya buat ngirim pesan ke Johnny kalau dia sakit. Dia sebisa mungkin menatap layar handphonenya.
Setelahnya dia ngelempar gitu aja handphone nya ke bagian kasur yang kosong sebelahnya. Dan gak lama juga Taeyong datang dengan semangkuk bubur, segelas air dan obat untuk Jaehyun.
Ya, tadi dia datang dengan Mark pagi sekali sebelum Jeno berangkat sekolah. Dia bikin sarapan buat Jeno dan Mark sekalian bikin bubur buat Jaehyun. Makanya udah sedia. Jeno dan Mark udah berangkat.
"Kenapa balik lagi?" Tanya Jaehyun, dia kembali memaksa untuk mendudukkan dirinya. Taeyong diam saja dia gak mau kesal lagi, ya setidaknya dia sabar karena Jaehyun lagi sakit.
"Makan dulu, baru minum obatnya." Taeyong ngasihin semangkuk bubur tadi untuk Jaehyun.
"Langsung obat saja." Pinta Jaehyun, Taeyong natap dia tajam sekali. Jaehyun bisa lihat kalau Taeyong kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny [Jaeyong]
General FictionJung Jaehyun adalah seorang single Parent yang merawat anak satu-satunya Jung Jeno, yang terlahir tanpa mengenal siapa ibunya. Karena ibunya meninggal saat melahirkan dirinya. Menjadi seorang ayah dan ibu sekaligus untuk anaknya membuat Jaehyun memi...