56: Pelargonium x hortorum

18.8K 1.8K 732
                                    

Taeyong mengalihkan pandangannya dari jendela mobil. Dia melihat dari spion ke arah belakang. Mark dan Jeno tidur.

Mereka sedang perjalanan menuju ke Busan, soalnya tadi pagi sampai sore Jaehyun ada pekerjaan yang tidak bisa di tinggal.

Untungnya tidak jauh untuk ke Busan, mereka naik mobil saja. Mereka akan sampai tepat saat acara itu mulai.

Sebenarnya ini acara khusus kolega dan mereka saja. Karena Suho dan Lay tau, bahwa Jaehyun tidak ingin mengumbar identitas Jeno makanya di adakan tertutup.

"Seharusnya kalau lelah, kita bisa naik kereta tadi." Ucap Taeyong menatap Jaehyun, bahkan Jaehyun masih menggunakan jas kantornya tadi.

"Itu lebih melelahkan." Jawab Jaehyun. Betul, lagipula dia lebih suka menyetir sendiri menikmati jalan.

Taeyong mengangguk saja, sebenarnya Taeyong sedang gugup. Memang bukan pertama kali dia ikut acara Jaehyun, tapi ini berbeda. Ini anggapan nya acara keluarga. Dan, dia siapa?

Lagipula selama ini, dia tidak mendapatkan respon yang baik kan dari Suho. Betul juga, dia saja sadar akan dirinya sendiri.

"Apa kau akan menunjukkan wajah mu yang seperti itu di sana?" Tanya Jaehyun, Taeyong menoleh.

"Hahh... Apa tidak apa-apa aku ikut?"

"Kenapa? Kalau mau pulang kita bisa putar balik."

"Bukan, aku hanya... Emm takut mengganggu dan buat malu di sana." Tetap saja, Taeyong selalu merasa kecil akan dirinya jika bersanding dengan Jaehyun.

"Malu?" Taeyong mengangguk, dia selalu takut membuat Jaehyun malu jika pergi dengannya. Memang dia siapa? Pasti orang akan membicarakan tentang Jaehyun yang menyukai orang penjual kue.
"Kau yang malu? Aku sih tidak."

Taeyong menoleh, dia malah jadi kesal dengan Jaehyun.

"Auhh, susah bicara denganmu." Ujar Taeyong, tapi tidak bisa di pungkiri dirinya sedikit tenang. Apa itu, Jaehyun menghibur nya kah?

"Tidak perlu berpikir akan hal tidak penting. Lakukan saja tugasmu." Ujarnya, Taeyong mengangguk. Ah, dia lebih suka Jaehyun bicara seperti ini.

"Memang tugas ku apa?" Jaehyun menoleh, hanya sebentar. Dia menarik senyum di bibir nya. Lihatlah wajah Taeyong yang tersenyum. Menggoda kah?

"Lihat wajah jelekmu."

"Aku jelek? Yakin? Ku rasa gelar aunty cantik dari Jeno tidak mungkin tanpa alasan."

"Jeno? Tidak kau lihat matanya hanya segaris? Kasian sekali anak ku di bodohi wajah jelekmu." Jawab Jaehyun, tapi dia tersenyum melihat Taeyong yang sedang kesal padanya.

"Wah, ini idola Mark? Seharusnya ku biar kan saja dia jadi kutu buku, tidak ku berikan dia handphone dan TV untuk melihat mu."

"Aku memang sebaik itu untuk di idolakan."

"Wahh! Lihat mulut besar mu tuan Jung. Tidak hilang ternyata kesombongan mu. Buat kesal saja!"

Jaehyun tidak memperdulikan Taeyong yang mulai mengomeli dirinya. Bahkan dari awal bertemu saja mereka sudah saling bertengkar.

"Besok-besok kau adu debat dengan bebek saja. Mana tau menang."

Taeyong langsung menatap sinis pada Jaehyun, dia menyandarkan kepalanya di kursi melipat tangannya di dada.

"Mark Hyung, mereka bertengkar menjual nama kita." Keduanya langsung melihat ke belakang, bedanya Jaehyun dari spion dan Taeyong langsung menengok.

"Jangan heran, jauhkan kepalamu." Mark mendorong pelan kepala Jeno yang bersandar tidur di bahunya.

Tadinya Jeno tertidur dan menggunakan bahunya. Mark yang tidak bisa bergerak karena takut Jeno bangun jadi bosan, akhirnya dia ikut tidur.

You're My Destiny [Jaeyong] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang