Minho sedang duduk di ruangannya sampai tiba-tiba seseorang masuk. Rupanya itu Suho yang berkunjung. Minho langsung berdiri menyapa paman nya itu.
"Sibuk?" Tanya Suho, Minho menggeleng.
Disinilah mereka berdua, duduk di kedai kopi yang ada di perusahaan Minho. Suho melihat sekeliling, perusahaan Minho besar juga.
"Jadi, uncle setuju dengan penawaran Rose?" Tanya Minho, Suho tidak menjawab dia meminum kopinya dengan santai.
"Bagaimana kabar Taemin?" Suho mengalihkan pembicaraan mereka. Tadi Suho ngajak Minho ngopi buat cerita.
"Uncle aku serius. Jangan bilang uncle setuju? Sudahlah uncle, Jaehyun sudah dewasa dia bahkan sudah jadi sosok ayah. Biarkan dia melakukan apa yang dia inginkan." Ucap Minho, dia cape juga semalam Suho memintanya untuk menganggu Taeyong sekarang apa lagi.
"Seperti pembuktian maybe?" Ucap Suho, Minho menghela napasnya, Suho selalu seperti ini.
"Ku dengar Taemin hampir kecelakaan, benar?""Ah, iya tapi dia baik-baik saja. Ada yang menolongnya."
"Hm, begitu..."
"So, uncle. Tentang Rose, uncle setuju? I mean, Jaehyun bukan anak kecil lagi, dia tau apa yang dia lakukan."
"Yeah, i know. Tapi ini tentang pantas atau tidaknya."
***
Malam Minggu? Siapa sih yang tidak tau malam kebanggaan sejuta pasangan. Sepertinya berlaku untuk Taeyong malam ini.
Sudah terhitung satu Minggu setelah kepulangan mereka, tidak ada perubahan signifikan sih dengan hubungannya dan Jaehyun. Hanya saja mereka jadi lebih dekat.
Taeyong menatap dirinya dari pantulan kaca, dia tengah bersolek karena semalam Jaehyun bilang makan malam.
Awalnya dia kira makan malam dengan kolega, ternyata makan malam biasa. Sial, pipi Taeyong memerah karenanya.
Walaupun ajakan Jaehyun sangat tidak romantis. Dia hanya bilang...
"Besok, jam 7 malam ku jemput." Begitu saat dia mengantarkan Taeyong untuk pulang. Jadinya setelah itu Taeyong bertanya dengan mengirimkan pesan oh rupanya ingin makan malam berdua.
Sial sekali Jung Jaehyun, selalu bisa membuatnya tak karuan. Taeyong puas akan dirinya sendiri, sekarang dia tinggal menunggu Jaehyun datang.
Lain lagi dengan Jaehyun di rumah, dia mengacak lemarinya. Tunggu, kenapa dia seperti ini?
"Apa ini? Atau ini?" Jaehyun memilih baju miliknya, aneh sekali entah kenapa dia ingin terlihat lebih di hadapan Taeyong.
16 tahun tidak pernah berkencan tentu saja dia jadi gelabakan, dulu juga kalau mau kencan dengan Doyoung dia tidak seheboh ini paling pulang dari kantor jemput Doyoung ya begitulah.
Jaehyun ingat, Jeno ada di rumah. Dia pun cepat membawa dua pilihan bajunya dan bergegas naik ke kamar Jeno.
Jeno kaget, dia lagi main gitar sambil nulis sesuatu tiba-tiba Jaehyun langsung masuk ke kamarnya.
"Kenapa dad?" Tanya Jeno, Jaehyun terlihat bingung mau bertanya apa.
"Bagus yang mana?" Tanya nya balik pada Jeno, dia menunjukkan dua stelan jas untuk Jeno.
Tentu saja Jeno kaget bukan main, tumben sekali Jaehyun bertanya padanya.
"Emm, Daddy mau kemana? Acara kantor?" Tanya Jeno, Jaehyun menggeleng.
"Makan malam sama kolega?" Lagi-lagi Jaehyun menggeleng.
"Konferensi pers? Pertemuan?" Tanya Jeno namun lagi-lagi Jaehyun menggeleng. Kan Jeno jadi bingung.
"Terus Daddy mau kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny [Jaeyong]
General FictionJung Jaehyun adalah seorang single Parent yang merawat anak satu-satunya Jung Jeno, yang terlahir tanpa mengenal siapa ibunya. Karena ibunya meninggal saat melahirkan dirinya. Menjadi seorang ayah dan ibu sekaligus untuk anaknya membuat Jaehyun memi...