Pagi natal apa yang akan kalian lakukan? Berdiam diri di rumah? Oh itu tidak berlaku bagi mereka yang tengah ribut di mansion besar milik Jaehyun itu.
Anak-anak bangun lebih dulu, semua di awali oleh perkelahian Jeno dan Haechan, lalu Haechan dan Jaemin, di susul oleh gelak tawa Mark yang tak henti karena Jeno terpeleset akibat kebodohannya sendiri.
Hal itulah yang memaksa Taeyong beserta Ten membuka mata cantik mereka.
Taeyong melirik ke jam yang ada di nakas milik Jaehyun, ternyata sudah pagi pantas saja anak-anak sudah ribut.
Tiba-tiba suara ketukan pintu membuat Ten berdiri dan bangkit duluan. Dia membukakan pintunya. Rupanya itu suaminya, Johnny.
"Katanya mau belanja." Ucap Johnny dengan nada mengantuknya, dia memeluk Ten.
"Iya, ini udah bangun. Minggir dulu." Ucap Ten, Johnny malah semakin mengeratkan pelukannya.
Taeyong yang lihat dari kamar tersenyum, tidak heran dia. Dulu waktu di Kanada ini pemandangan sehari-hari yang di perlihatkan mantan tentangganya ini.
Dia lebih memilih merapikan tempat tidur membuka jendela, dan bersiap ke dapur membuat minuman hangat.
"Jadi, bisa minggir sedikit?" Ujar Taeyong, dia berdiri sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Aaaugh kalian merusak pagiku." Ujar Taeyong lagi, Johnny melepaskan pelukannya pada Ten.Dia menatap ke arah Taeyong, tangannya dia taruh di pinggir pintu. Tatapan lurus mengintimidasi. Johnny mendekat kan wajahnya ke Taeyong.
"Ada masalah dengan itu..." Johnny menggantung kata-katanya, Taeyong jadi takut.
"Nyonya Jung?" Lanjutnya lagi, pipi Taeyong merona hebat."Ck! Sudah ah minggir." Taeyong berusaha melarikan diri dengan lewat bawah tangan Johnny yang tergantung. Tapi dahinya malah terkena siku Johnny. Dia meringis sambil memegang dahinya.
Ten tertawa melihat keduanya, dia tidak cemburu. Baginya, mereka adalah keluarga. Hal ini hanyalah sebuah candaan pagi.
"HADIAAAHHH!!!" Suara pekikan pagi milik Haechan menggema, bersamaan dengan derap-derap langkah kaki terburu mereka yang begitu semangat.
Haechan dan Jaemin paling depan memimpin menuju ke pohon natal. Di susul Mark dan Jeno.
Si kembar langsung menarik semua hadiah ke atas meja dari bawah pohon natal itu. Jeno dan Mark berhenti untuk menyapa orang tua mereka.
Gak lama, Jaehyun keluar dari kamar. Dia masih memakai piyamanya tapi mukanya basah.
"Pagi daddy." Sapa Jeno. Jaehyun berdehem membalas sapa Jeno, dia pun duduk di sofa. Dia masih mengantuk itu.
"Oh! Semangka!" Ujar Haechan heboh, mendengar hal itu Mark langsung bergegas mendekati mereka.
"WOAH DAEBAK! This? Woaah! Really??" Mark sangat tak percaya akan apa yang dia lihat. Semangka yang dia dapat di musim dingin seperti ini. Luar biasa. Dia langsung memeluk semangka miliknya.
Jeno bergabung dengan mereka, dia melihat betapa excited nya Haechan dan Mark mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Jaemin juga lagi fokus merakit kamera miliknya, mata Jeno terfokus pada sebuah kotak biru dengan pita emas.
Dia pun langsung mengambil itu, ada note yang terselip di pita besar itu.
To Jung Jeno.
Don't lose your smile boy ^^
-Santa-
Jeno membuka hadiah miliknya. Ada sebuah kotak lagi dengan bentuk persegi berwarna cream. Jeno membuka kotak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny [Jaeyong]
General FictionJung Jaehyun adalah seorang single Parent yang merawat anak satu-satunya Jung Jeno, yang terlahir tanpa mengenal siapa ibunya. Karena ibunya meninggal saat melahirkan dirinya. Menjadi seorang ayah dan ibu sekaligus untuk anaknya membuat Jaehyun memi...