68. Ficul Lyrata

15.6K 1.3K 365
                                    

Kadang hal yang kita harapkan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tidak semudah yang kita pikirkan. Lucas merasakannya.

Tamparan keras menghantam wajahnya, sudut bibir itu sobek dan mengeluarkan darah. Dia sampai tersungkur jatuh di lantai.

"Sialan! Berani sekali!!" Suara itu begitu besar dan berat. Terdengar kemarahan yang sangat besar. Lucas tidak gentar, dia kembali berdiri.

"Saya akan bertanggung jawab." Ucap Lucas dengan tegas. Tapi hal itu malah membuat orang di hadapannya semakin keras.

"Lelaki macam apa kau hah!!!" Kerah baju Lucas di tarik dengan keras.
"Aku percaya kan Jungwoo padamu, tapi ternyata kau sama saja!" Teriaknya.

"Uncle, please stop." Suara Jungwoo bergetar karena menangis. Tangannya menahan lengan Minho yang masih mencengkram erat kerah Lucas.

"Saya minta maaf, maka dari itu saya datang ingin meminta maaf dan bertanggung jawab." Kata Lucas dengan tegas, dia menatap tepat pada bola mata Minho. Menunjukkan dia serius.

"Bertanggung jawab? Kau beri makan apa Jungwoo dan anak itu?? Hebat kau??" Geram Minho, dia mendorong Lucas. Jungwoo langsung menghampiri Lucas. Tangannya bergetar.

"Saya akan berusaha, apapun akan saya lakukan. Saya akan pastikan baik Jungwoo ataupun anak kami kelak tidak kekurangan apapun." Minho terdiam, hatinya tertampar akan ucapan Lucas.

"Minho hyung, aku hamil."

"Gugurkan! Kau tau kan Taemin! Aku baru saja naik, aku baru saja mencapai sukses!"

"Pergi kau dari sini." Final Minho, setelahnya dia pergi dari sana. Meninggalkan Lucas dan Jungwoo yang berada di ambang kebingungan.

"Lucas..." Panggil Jungwoo, bagaimana sekarang. Dia tidak harus berbuat apa, dia kira semua akan berjalan seperti yang dia inginkan.

"It's okay Hyung... Nanti uncle Minho mengerti, dia mungkin butuh waktu. Hyung pikir saja, siapa yang tidak marah, sekarang Hyung hanya punya mereka. Mereka yang menjaga Hyung, perasaan sayang orang tua Hyung. Maafkan aku ya... Karna aku jadi seperti ini." Lucas mengusap lembut Surai Jungwoo, memberikan rasa tenang dan kekuatan untuknya.

"Kita bisa kan Lucas?" Tanya Jungwoo, Lucas mengangguk yakin. Dia mengelus lembut pipi putih Jungwoo. Menghapus air matanya yang berjatuhan.

"Iya, aku yakin. Kita sama-sama ya Hyung. Sekarang Hyung masuk. Aku pulang dulu ya?"

"Aku ikut ya Lucas?"

"Jangan Hyung, nanti uncle Minho semakin marah. Jangan terlalu di pikir kan Hyung, kasian Thanos di dalam sana."

"Lucas! Aku sedang tidak bercanda."

"Aku juga. Semua akan baik Hyung, percaya kan? Sekarang masuklah, dan istirahat. Aunty Taemin kasian sendirian nanti." Jungwoo menurut, dia sekali lagi memeluk Lucas. Seakan dia meminta sedikit kekuatan Lucas untuknya.

"Hati-hati, obati luka mu ya."

"Iya Hyung..."

***

Tangan itu saling bertaut, teruar kecanggungan dari genggaman tangan itu. Ada rasa sedikit aneh dalam diri mereka masing-masing.

"Papa! Belikan balon itu!" Suara anak kecil yang menarik papanya mendekat pada penjual balon helium menarik atensi mereka.

Sang anak yang terlihat gembira dan ayahnya yang menuruti dirinya. Keduanya tenggelam dalam adegan itu.

"Pink pink! Aku mau pink papa!"

"Iya iya, satu yang pink ya." Ucap papanya pada penjual balon tersebut. Setelahnya mereka pergi dari sana dengan si anak yang memegang eratnya balonnya.

You're My Destiny [Jaeyong] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang