54: Canabus sativa

14.6K 1.8K 521
                                    

Pernah tidak sih merasa Tuhan tu jahat sama kita, dan memperlakukan kita berbeda dari orang lain?

Sama seperti Jeno, dia bingung kenapa Tuhan mengambil ibunya saat bahkan dia belum pernah bertemu dan mengenal sosok itu. Lalu, Tuhan tidak pernah membiarkan nya seperti orang lain.

Dia sakit, terbatas melakukan sesuatu, tidak bisa bebas berlarian atau melakukan hal yang dia suka.

Ah. Atau mungkin Tuhan itu baik? Karena semua yang terjadi pada dirinya adalah keinginannya sendiri. Dia yang selalu ingin bertemu sosok Mommynya. Apa ini cara Tuhan mempertemukan mereka?

Lalu kenapa Tuhan mempertemukan dia dengan Aunty Cantik yang sekarang bisa dia panggil mommy?

Sebenarnya Jeno masih punya satu permintaan pada Tuhan. Waktu bersama Daddynya, egois tidak sih Jeno?

Dia ingin bertemu Mommynya, tapi satu sisi dia mau menghabiskan banyak waktu hidupnya dengan Jaehyun. Daddy nya.

Jujur, Jeno iri. Setiap dia pulang sekolah, atau berjalan dia selalu liat keluarga orang harmonis, selalu bersama.

Apa kedatangan Jeno di dunia sangat tidak di harapkan, sampai Ibunya saja pergi.

Entahlah, setidaknya untuk saat ini biarkan dia bahagia sejenak. Ngomongin Jeno, anak itu masih tertidur.

Tidurnya sangat tidak nyaman karena dadanya sakit setiap dia terbatuk karena tersedak saat bernapas.

Jeno menggeliat kecil saat merasa ada elusan hangat di kepalanya, terdengar senandung merdu di tiap belaian yang dia terima.

Hal itu membuatnya tidak bisa terbangun walaupun dia sangat ingin bangun dan melihat siapa yang melakukan itu padanya.

Senandungan itu perlahan menjadi nyanyian, lagu ini, lagu tidur yang selalu di nyanyikan neneknya dulu. Tapi suara ini asing untuk Jeno.

"Sayang... Ayo bangun." Nyanyian itu selesai, tidak ada lagi elusan di kepalanya. Jeno akhirnya bisa membuka matanya.

Silau, sangat silau. Cahayanya seperti menghantam mata Jeno. Dia terus mencoba membiasakan cahaya itu menabrak retinanya.

"S si-siapa?" Tanya Jeno, orang yang ada di depannya tersenyum.

Cantik, manis, seperti malaikat karena dia menggunakan baju serba putih.

"Menurut mu? Kau melupakan Mommy mu?" Ucapnya, Jeno mencoba mengingat kembali. Mata sipitnya melebar.

"M, mom-mommy? Tapi kenapa?" Jeno terus bertanya karena merasa aneh dengan situasi sekarang.

"Kenapa apanya? Cepat bersiap!" Omel Doyoung, iya ini Mommynya. Orang yang melahirkan nya.
"Cepat Jeno!"

Jeno masih diam, dia masih mencoba memahami apa yang terjadi padanya sekarang. Doyoung nampak kesal, dia melipat tangannya di dada dan menatap tajam ke Jeno.

"Kalau gak siap-siap mommy tinggal!" Kaki Jeno tiba-tiba bergerak tanpa kontrol dari dia seakan tidak ingin di tinggal oleh Doyoung.

Waktu terasa cepat, Jeno sudah berganti baju sama seperti milik Doyoung. Jeno jadi terheran dengan apa yang terjadi.

"Kita mau kemana Mommy? Kita pergi berdua? Tidak ajak Daddy?" Runtututan pertanyaan di lontarkan Jeno pada sosok di depannya ini.

Doyoung tidak menjawab, dia berdiri dari duduknya menghampiri Jeno, dia membelai Surai Jeno dengan lembut. Rasanya sangat nyaman, lebih hangat dari yang di lakukan Taeyong. Tapi Jeno lebih suka hal ini di lakukan mommy cantiknya ketimbang Doyoung.

"Ayo turun." Ajak Doyoung tapi Jeno hanya terdiam menatapnya. Tatapan yang penuh pertanyaan.
"Kenapa sayang, tidak suka bertemu Mommy?" Tanyanya. Jeno langsung menggeleng, dia mendekat dan memeluk tubuh Doyoung.

You're My Destiny [Jaeyong] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang