Jaehyun membawa Taeyong pergi dengan Bugatti miliknya pergi dari mall tadi.
Diam, tidak ada yang berbicara. Jaehyun yang masih mengontrol emosinya dan Taeyong yang masih menangis.
Satu hal yang buat Taeyong masih menjatuhkan air matanya. Kata-kata Soo Hyun. Jadi Soo Hyun yang melakukan itu, dan karenanya.
Taeyong tidak tau harus apa, jadi secara tidak langsung Jeno dalam bahaya dan terluka karena dirinya.
Hati Taeyong sakit sekali, dia sudah banyak berbohong pada Jeno, dan sekarang dia menempatkan Jeno pada situasi tidak aman.
"Aaa, bukan begitu! Mom liat Mark Hyung!"
"Gelang hadiah Natal dari Jeno. Mommy pakai?? Thank you mom."
"Jeno sayang mommy. Mommy sayang Jeno tidak? Kalau tidak juga tak apa, yang pasti Jeno sayang."
Taeyong betul-betul menjatuhkan air matanya menatap gelang dan kalung yang Jeno belikan untuknya. Selalu Jeno, di saat dia tidak pernah memberikan apa-apa untuk anak itu.
Jaehyun melihat Taeyong sekilas dia kemudian memutar setirnya menuju ke suatu tempat. Taeyong tidak sadar akan hal itu.
Mobil Jaehyun berhenti, dia turun dan berputar menuju tempat Taeyong. Di membuka pintu milik Taeyong.
"Keluar lah..." Ujar Jaehyun, Taeyong mengangguk dia menghapus air matanya dan keluar dari mobil itu.
Ternyata Jaehyun membawa Taeyong ke pesisir pantai dengan jejeran pohon kelapa yang daunnya berayun tertiup angin. Hanya ada mereka berdua di situ.
Jaehyun berjalan duluan menuju tepian dimana batas ombak berhenti. Taeyong bingung tapi dia mengikuti Jaehyun.
Suara ombak, bau lautan, dan tiupan sang angin membuat ketenangan di sana.
"Biasanya orang stres akan berteriak disini. Cobalah." Ucap Jaehyun, Taeyong menatapnya.
"Kau pikir aku stress?" Tanya Taeyong, suaranya serak karena dia habis menangis. Jaehyun menatapnya sekilas.
"Hm, terlihat dari wajahmu." Taeyong berdecih, tapi dia menuruti apa kata Jaehyun. Apa salahnya meluap kan semuanya pada alam.
"AAAAAAAAA!!!! AAAAAAAA!!!" Taeyong betul-betul melepaskan semuanya. Lega.
Jaehyun tersenyum, dia malah ingin tertawa melihat Taeyong yang terlihat seperti anak kecil yang mudah di bohongin.
"HEI!! YOUR VOICE SO LOUD!!" Teriakan dari seorang nelayan yang sedang memancing tak jauh dari keduanya. Taeyong malu. Jaehyun sudah tertawa lepas.
"Menyebalkan sekali!" Protesnya sambil mengelap bekas air mata di pipinya. Jaehyun berbalik dan duduk di sebuah batang pohon kelapa yang roboh.
"Awas, kau menghalangi pandangan ku." Ucapnya pada Taeyong.
Taeyong mundur, dia menghampiri Jaehyun dan duduk juga di batang pohon itu. Lama keduanya bergelut dalam pikiran masing-masing.
"Maaf membuatmu takut tadi." Kata Jaehyun, Taeyong menoleh dia terkejut mendengar ucapan Jaehyun. Tapi Jaehyun biasa saja fokus memandang lautan.
"Seharusnya aku yang minta maaf, maaf karena aku Jeno jadi celaka, maaf juga menganggu dan merepotkan." Ujar Taeyong, matanya kembali berkaca mengingat Jeno.
Jaehyun diam, dia membiarkan Taeyong untuk menangis menghabiskan air matanya agar cepat terlepas.
"Bukan salah mu, hanya aku yang lalai menjaganya." Jaehyun melepaskan jasnya, dia merenggangkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny [Jaeyong]
General FictionJung Jaehyun adalah seorang single Parent yang merawat anak satu-satunya Jung Jeno, yang terlahir tanpa mengenal siapa ibunya. Karena ibunya meninggal saat melahirkan dirinya. Menjadi seorang ayah dan ibu sekaligus untuk anaknya membuat Jaehyun memi...