46. Acanthoideae

13.6K 1.8K 484
                                    

Malam kembali hadir, rumah Jaehyun kembali sepi karena semua sudah pulang. Hanya tersisa mereka ber-4. Tadi karena tidak membantu, Jeno di suruh Haechan cuci piring. Untung ada Taeyong, jadi gak terlalu berat.

Jaehyun sudah mendekam dalam ruangan kerjanya, Taeyong di dapur sedang menyiapkan obat Jeno dan susu untuk Mark. Untuk pertumbuhan.

Mark dan Jeno? Mereka berdua di ruang tamu duduk berdua di satu sofa single. Mark dengan gitarnya dan Jeno menempel memeluknya.

"Hyung, i love you." Ucap Jeno, Mark tidak menjawab. Dia terus memainkan gitarnya. Jeno mengganggu nya.

"What??" Tanya Mark, dia sedang asik tapi Jeno malah menekan senarnya. Anehnya marah Mark langsung hilang waktu lihat muka Jeno.

"Do you love me?" Tanya Jeno ulang, Mark berdecih menatap Jeno.

"No, i love H-" Mark tidak melanjutkan kata-katanya. Dia langsung berdiri dan bepindah tempat duduk.

"Hah? Siapa? Siapa?" Tanya Jeno, lagi dia kembali duduk di sebelah Mark.

"Jauh ah, sana." Suruh Mark, dia mendorong pelan bahu Jeno.

"Aaaaaa, Hyung. Haechan kah?? Haechan kah???" Mark diam tidak menjawab, Jeno semakin tersenyum lebar.
"Aku tau, Hyung mau bilang enggak tapi iya, mau bilang iya tapi malu? Ya kan???" Ucap Jeno dia menaik turunkan alisnya. Mark mencubit pipi Jeno dengan gemas.

"Iya, puas kau?" Ujar Mark, gimana lagi sudah terlihat sekali kalau dia memang menyukai Haechan.

"Kenapa tidak bilang, nanti di ambil orang. Lagian, kok bisa Hyung suka sama Haechan?" Mark menyimpan gitarnya di lantai. Dia terlihat berpikir untuk pertanyaan Jeno.

"You don't need a reason to love someone." Jawab Mark, Jeno langsung melempari wajahnya dengan bantalan sofa.

"Makan tu love, tapi Hyung. If you really love him. Emm, jangan buat dia nangis atau sedih ya Hyung. Haechan itu anaknya ceria, tapi dia mudah sakit hati. He always make me smile when I'm feel sad, jadi aku tidak mau dia sedih. Oke?" Tanya Jeno, Mark tersenyum dan langsung merangkulnya.

"Berat sekali omongan mu, hmm?" Jeno menyandarkan kepalanya di bahu Mark. Nyaman sekali dengan Mark, seakan ada yang sama-sama memikul beban hatinya.

"Jeno, Mark!" Taeyong memanggil mereka dari dapur. Keduanya pun langsung berdiri dan bergegas menghampiri nya.
"Sudah malam, habis ini langsung tidur."

Suruh Taeyong dia sedang membuka obat-obatan milik Jeno, Mark yang melihat susu di gelas langsung mengambilnya. Karena itu miliknya.

"Hyung, mau." Minta Jeno, dia mendekati Mark.

"Tidak boleh Jeno, kamu mau minum obat. Sini." Jeno merengut, dia pun kembali menghampiri Taeyong. Dia memeluk Taeyong.

"Jeno juga mau minum susu mom." Rengek Jeno, dia sudah lelah terus menelan obat nya.

"Makanya cepat sembuh, biar gak minum obat." Ujar Mark, Jeno tau itu sindiran dari Mark untuknya.

"Nanti obatnya gak bereaksi, besok pagi aja ya? Sekarang minum obatnya dulu habis itu pergi tidur." Bujuk Taeyong, Jeno mengangguk dia mengambil obatnya dari tangan Taeyong. Dengan santai Jeno langsung meneguk sekaligus obat-obatan yang banyak itu, setelahnya dia minum air putih.

"Aahh, enaknya." Ucap Mark sambil meminum susunya, dia bahkan mencelupkan cookies coklat yang tadi di buat Taeyong. Wajahnya mengejek Jeno.

"Aaaa mommy, lihat Mark Hyung." Adu Jeno, kepala Taeyong jadi pusing dengan tingkah mereka.

"Mark. Sudah, sana tidur." Suruh Taeyong dia mengambil gelas bekas Jeno dan menaruhnya di tempat cuci piring.

Jeno pergi duluan, dia kesal dengan Mark. Melihat itu Mark langsung menghabiskan susu nya dan bergegas menyusul Jeno. Dia gak lupa memberi ucapan selamat malam untuk Taeyong.

You're My Destiny [Jaeyong] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang