Malam itu suasana di rumah itu agak sedikit tidak mengenakan. Dari makan siang sampai makan malam pun terasa sekali ada hawa tidak damai.
Ini sudah hampir pukul 22:00 anak-anak masih main di halaman belakang, Jeno juga di sana. Main karena ada Jaemin, tapi dia hanya bisa bersandar di bahu Jaemin sambil dengar Haechan nyanyi dan Mark main gitar.
Sedangkan di dalam rumah, mereka di bagi lagi menjadi dua kubu. Di mana Jaehyun, Jong-in dan Johnny sedang membahas bisnis. Sedangkan Taeyong, Ten, Dan Kyungsoo sedang mengobrol duduk di meja makan.
Ten sebenarnya mau bertanya, apa yang terjadi pada Taeyong tapi gak enak soalnya ada Kyungsoo kan. Nanti saja dia bertanya.
Bagaimana ya, suasana saat ada Taeyong dan Jaehyun itu sangat kerasa sekali ada yang tidak beres dengan mereka.
Anak-anak pun masuk ke dalam rumah. Karena sudah waktunya mereka tidur.
Ten berdiri untuk mengurus Haechan dan Jaemin. Mereka bertiga pergi duluan ke kamar tamu di lantai dua. Soalnya Haechan mengeluh sangat ngantuk.
Mark pergi ke dapur ngambil air minum. Haus dia tuh.
"Minum obat dulu, habis itu tidur ya?" Taeyong berdiri mau ngambil obat dan minum untuk Jeno.
"Tidak minum obat boleh gak mom? Rasanya pait sekali." Tanya Jeno, dia mengambil duduk di sebelah Kyungsoo dan menumpu kepalanya.
"Harus minum obat biar sembuh..." Kyungsoo berucap sambil mengelus lembut kepala Jeno. Setelahnya Kyungsoo bangkit untuk pergi beristirahat.
Taeyong pun kembali membawa air putih dengan obat-obatan Jeno. Pertama dia mengecek suhu tubuh Jeno dulu dengan telapak tangannya. Masih hangat. Dia pun dengan cepat mengeluarkan obatnya Jeno.
"Mommy ayo tidur, sama mommy lagi ya?" Ajak Jeno, Taeyong terdiam, dia ingin sekali menjauh dari Jeno, Jaehyun, dan semuanya, dia ingin semua kembali seperti dulu saja. Tapi hatinya tidak tega meninggalkan Jeno.
"Iya, sudah sana duluan ke kamar." Suruh Taeyong, Jeno mengangguk semangat dia langsung berdiri pergi ke kamarnya. Gak lupa, dia ngucapin selamat malam.
"Mom, something wrong?" Tanya Mark, dia memberikan gelasnya juga untuk Taeyong.
"Nothing honey, sorry ya mommy tidak memperhatikan--"
"No, he need you, i know it. Is okay mom. Take care of him Mom, we don't know something that he hide." Taeyong mengerutkan dahinya bingung dengan perkataan Mark.
Pas dia mau bertanya, Mark udah pergi. Ya sudah Taeyong langsung pergi ke kamarnya menyusul Jeno. Dia sempat gak sengaja bertatapan dengan Jaehyun. Sebentar saja, setelahnya Taeyong langsung masuk ke dalam kamarnya.
Jeno sudah duduk menunggu Taeyong di atas kasurnya. Taeyong menghampirinya.
"Mau mommy tempel KoolFever?" Tanya Taeyong, Jeno menggeleng.
"Maunya di peluk saja, boleh tidak?" Taeyong menatap Jeno dengan dalam. Kenapa, kenapa anak ini selalu membuat Taeyong ingin terus ada untuk dirinya.
Taeyong mengangguk, dia mendudukkan dirinya di kasur sambil menyandarkan kepalanya di kepala kasur. Sedangkan Jeno rebahan sambil memeluk Taeyong. Jeno menikmati elusan Taeyong.
"Kau bukan siapa-siapa disini!" Ucapan Jaehyun selalu terngiang di kepalanya, jadinya semakin sakit. Taeyong mencoba menahan air matanya. Tapi tanpa bisa di kontrol mereka berjatuhan begitu saja bagai hujan.
"Mommy menangis?" Taeyong terkejut mendengar suara Jeno, dia kira Jeno sudah tertidur. Cepat-cepat dia menghapus air matanya.
"A-ah tidak hanya kelilipan." Bohong Taeyong, Jeno tau itu bohong. Jeno pun mendudukkan dirinya dan menatap ke Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny [Jaeyong]
General FictionJung Jaehyun adalah seorang single Parent yang merawat anak satu-satunya Jung Jeno, yang terlahir tanpa mengenal siapa ibunya. Karena ibunya meninggal saat melahirkan dirinya. Menjadi seorang ayah dan ibu sekaligus untuk anaknya membuat Jaehyun memi...