Tahun baru telah berlalu, mereka merayakan nya di rooftop rumah sakit waktu itu. Soalnya Jeno masih belum sehat.
Satu lagi hal yang dia inginkan di beri oleh Tuhan, melewati tahun baru bersama Jaehyun. Dia senang, bahkan semalam Jaehyun membeli banyak kembang api untuk mereka.
Oh iya, Jeno sempat dengar pertengkaran Jaehyun dan Taeyong. Dia belum tidur, dan ternyata Mark dengar juga tapi tidak terlalu jelas karena mereka di luar.
Lalu Mark bilang untuk tidak boleh ikut campur karena itu urusan keduanya.
Mereka bertengkar karena, Taeyong lagi-lagi dengan nekatnya menegur Jaehyun. Dia hanya ingin Jaehyun lebih memperhatikan Jeno. Tapi Jaehyun malah marah.
Sebenarnya satu sisi Jaehyun salah, Taeyong juga. Mereka belum memahami satu sama lain hingga akhirnya selisih paham.
Ngomong-ngomong masalah keinginan Jeno masih punya satu. Merayakan ulang tahun nya dengan Jaehyun. Tapi dia tidak memikirkan hal itu, baginya sudah cukup. Namun doa tahun barunya adalah, dia ingin Jaehyun punya banyak waktu untuknya.
Oh iya, masalah Jaehyun. Dia sudah pergi ke London dengan membawa Taeyong, iya soalnya ada pertemuan. Johnny juga membawa Ten.
Jeno sudah keluar dari rumah sakit, dia bersama Mark di mansion milik Jaehyun. Dan Jeno menggunakan keadaan untuk menyuruh-nyuruh Mark.
"Hyung, pusing. Mau makan." Kan tidak nyambung, soalnya tadi sebelum pergi Taeyong berpesan untuk Mark menjaga Jeno. Soalnya Jeno baru keluar dari rumah sakit.
"Ambil sendiri."
"Aaa, bilang mommy nih."
Berakhir lah dengan mark yang menurut. Oh iya Jaemin dan Haechan juga akan datang, tapi akhir-akhir ini entah perasaan Mark atau apa Haechan menghindari nya.
Semenjak dia bertanya di rumah sakit, waktu itu dia belum mendapatkan jawaban karena saat itu dokter datang memeriksa Jeno kembali.
Jadi Mark terus memikirkan kesalahan apa yang dia buat pada Haechan, atau apa yang membuat Haechan seperti menjauh.
Kita tinggalkan dulu mereka mari beralih ke London dimana sedang terjadi keributan di Lobby hotel.
"Maaf Pak, tapi hanya tersisa dua kamar karena ini sudah di sediakan." Jadi saat mereka datang rupanya hotel yang di boking koleganya sudah pas. Dan penuh untung boking pribadi.
Jaehyun memegang kepalanya, dia menatap ke Ten dan Taeyong yang duduk tanpa tau apa-apa karena keduanya lelah sekali.
"Cari hotel lain?" Tanya Johnny, dia juga lelah tapi ya gimana, masalahnya ada yang belum sah ini. Haram kata dia tuh.
Jaehyun diam, dia melihat ke resepsionis dengan kesal. Tapi jika cari hotel lain, dia kasian dengan Ten dan Taeyong. Apalagi Taeyong yang ternyata mabuk udara, belasan jam mereka di pesawat. Jadinya dia lemas.
"Tidak perlu, urus istri mu." Suruh Jaehyun, dia pun pergi mengambil koper miliknya dan Taeyong. Dia berdiri di hadapan Taeyong.
"Ayo." Ajaknya, dia pun berjalan duluan.Johnny memegang kepalanya melihat kelakuanku Jaehyun, setelahnya dia menghampiri Ten saat Taeyong sudah berdiri.
"Kau bisa kan Taeyong-ah? Atau-"
"Is okay John. Hanya pusing sedikit." Taeyong tersenyum dengan wajah pucat nya, dia pun berjalan menyusul Jaehyun, walaupun kepalanya seperti berputar.
Jaehyun membuka kamar milik nya dan Taeyong, kamar Johnny ada di seberang kamarnya. Di belakangnya ada Taeyong yang menyusul, tapi waktu masuk Taeyong oleng karena kepalanya sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny [Jaeyong]
General FictionJung Jaehyun adalah seorang single Parent yang merawat anak satu-satunya Jung Jeno, yang terlahir tanpa mengenal siapa ibunya. Karena ibunya meninggal saat melahirkan dirinya. Menjadi seorang ayah dan ibu sekaligus untuk anaknya membuat Jaehyun memi...