34. Tradescantia spathacea

15.9K 2.2K 426
                                    

Pagi ini mereka semua sudah bersiap mau pamit pulang, Jaehyun ada kerjaan karena koleganya datang buat kontrak.

Yang awalnya mau liburan 1 Minggu di batalin, ya setidaknya dia nepatin janjinya pergi liburan.

Oh iya, kaki Taeyong udah agak mendingan, tapi masih sedikit sakit dan di perban juga. Bisa sih jalan, cuman ya harus di bantu

(Maklum di Korea mana ada kang pijet)

"Kakek, nenek. Sehat-sehat sampai nanti ketemu lagi ya?" Ucap Jeno, dia menyalami Jong-in dan Kyungsoo. Dia juga di hadiahi ciuman oleh kakek neneknya.

"Jeno juga sehat-sehat ya sayang..." ucap Kyungsoo, Jeno mengangguk. Setelahnya Jaehyun yang menyalami Kyungsoo dan Jong-in. Baru di susul Taeyong.

"Papa titip Jeno ya sayang? Terimakasih..." Ucap Jong-in pada Taeyong waktu dia di salamin. Taeyong tersenyum. Masih keingat jelas di benaknya ucapan Jong-in semalam.

"Papa tau kamu orang yang baik, terbukti dengan Jeno yang sayang sekali dengan mu. Awalnya waktu papa dengar berita tentang hubungan mu dengan Jaehyun. Papa khawatir akan Jeno, anak itu sulit membuka dirinya untuk orang. Tapi dia dekat dengan mu. Tolong jaga Jeno ya, dia bahagia sekali dengan kalian. Papa senang jika Jaehyun bisa membuka hatinya lagi, papa harap hadirmu bisa merubah kesedihan mereka."

"Iya pa, Terimakasih banyak." Ucap Taeyong, keluarga Seo pun juga pamit. Mereka pulang sama-sama saja.

Pesawat yang mereka naikin sebentar lagi berangkat, jadi mereka langsung masuk untuk periksa tiket dan cek keamanan dulu.

Kyungsoo dan Jong-in menunggu sampai mereka semua benar-benar hilang dari pandangan mereka.

"See? Jeno senang kan."

"Iya sayang, ayo pulang. Sudah lama tidak..."

"Si tua sialan!"

***

Di dalam rumah Taeyong seseorang berhasil menerobos masuk setelah merusak pin keamanan pintunya. Dia tersenyum dengan puas sambil menghirup udara khas dalam rumah itu.

Setiap rumah kan ada wanginya sendiri, dia tersenyum jahat sambil menyentuh semua barang yang ada di sana.

"Aaahhh... Wangi ini..." Ucapnya seperti mabuk akan bau khas dari dalam rumah itu. Orang tadi pun melangkahkan kakinya menuju kamar yang ada di depannya. Iya, kamar Taeyong.

Senyum puas langsung merekah dalam dirinya. Dia menjatuhkan dirinya di kasur milik Taeyong.

"Lee Taeyong, ah namamu kan Kim Taeyong." Ucapnya tertawa sendiri seperti orang gila. Dia bangkit dan berdiri menuju lemari baju milik Taeyong.

Dia membuka lemari itu dan mengeluarkan semua baju-baju Taeyong yang ada di dalamnya.

Dengan brutal dan gilanya menciumi baju Taeyong satu per satu seakan itu adalah obat candu baginya. Dia bahkan tertawa seperti orang gila.

"Aahhh, aku merindukan mu... Seharusnya kau tetap menjadi milikku. Hmmmm... Hhhaaah." Lagi-lagi dia menciumi aroma Taeyong yang ada di baju itu.

Setelahnya dia kembali membuka laci lemari itu yang mana semua dalaman milik Taeyong ada di sana. Dia semakin menggila. Dia membuang baju yang ada di tangannya tadi dan mengambil semua dalaman tadi. Dia juga menciumi nya.

"Aaahh, lihat saja nanti. Kau akan kembali padaku." Ujarnya sambil menghirup seakan udaranya ada di sana. Dia tertawa dengan gilanya.

***

Di dalam pesawat Taeyong, Ten, Jaemin dan Haechan sedang tertidur. Soalnya malam semalam mereka begadang menggosip. Iya mereka satu kamar.

Haechan dan Jaemin duduk berdua. Mereka tidur dengan Haechan yang bersandar di bahu Jaemin sedangkan yang punya bahu bersandar di kursi.

You're My Destiny [Jaeyong] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang