Haechan dan Mark sedang merapikan dapur mereka habis sarapan, terus Jeno dan Jaemin pergi menguras kolam berenang. Soalnya mereka mau renang pagi.
Canggung memenuhi atmosfer di dapur itu. Semenjak ucapan spontan Haechan semalam mereka jadi canggung. Mark bingung, Haechan malu. Ya gitulah.
"Itu/itu." Mereka berdua malah sama-sama berucap. Haechan mengigit bibir bawahnya dan menunduk.
"Apa?" Tanya Mark. Haechan kembali fokus mencuci piring. Sedangkan Mark sedang mengelap meja.
"Itu... Yang semalam maaf, mulut nya gak bisa di---"
"Kau betul mengatakan yang semalam?" Mark langsung bertanya sebelum Haechan selesai bicara.
Haechan diam, dia bingung mau bilang apa. Dia natap Mark juga.
"Maaf Hyung..." Jawabnya dia takut salah omong dan buat Mark ilfeel dengannya.
"Kalau betul memang Hyung mau?" Haechan lagi-lagi bicara gitu saja. Dia menutup mulutnya.Mark menyunggingkan senyumnya dia melanjutkan melap mejanya tanpa menjawab Haechan. Ya sudahlah, Haechan juga kembali lanjut mencuci piringnya. Soalnya mereka gak tau cara Makai mesin cuci piring.
"Kenapa harus nolak?"
Prank!
Karena terkejut piring yang di tangan Haechan terjatuh dan pecah di wastafel. Mark langsung menghampirinya.
"You okay?" Tanya Mark. Haechan yang panik dan gugup buru-buru membersihkan pecahan piringnya tapi tangannya terbesit beling.
"Aw..." Haechan meringis waktu jari manisnya berdarah. Ternyata bagian bawah pecahan itu tajam.
Mark langsung bergegas mengambil tangan Haechan dan tanpa jijik mengisap darah yang keluar di jari Haechan. Biar darah nya berhenti keluar.
Haechan membeku, jantung nya berdebar hebat. Dia diam saja dengan perlakuan Mark.
"Hati-hati dong. Sakit gak?" Tanya Mark dia sekarang sedang membungkus jemari Haechan dengan tisu.
Sumpah, Haechan gak bisa nahan senyumnya. Dia menatap Mark yang dengan serius mengobati tangan nya. Mark yang merasa diliatin mengangkat kepalanya dan menatap Haechan.
"Terimakasih Hyung..." Ujar Haechan. Mark mengangguk menyunggingkan senyumnya. Setelahnya dia mencubit gemas pipi Haechan.
"Tawaran semalam, masih berlaku kan?" Tanya Mark, Haechan terdiam. Pipinya sudah merah sekali.
"Masih." Jawab Haechan, dia menundukkan kepalanya tidak berani menatap Mark.
"Ayo kita pacaran." Haechan langsung membuka lebar kedua matanya dan mendongak memandang Mark.
"Tidak romantis ya? Maaf, aku tidak tau caranya..." Jujur Mark sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.Tanpa di duga Haechan langsung memeluk Mark, dia mengangguk dalam pelukan Mark. Bisa Haechan dengar tiba-tiba suara detak jantung Mark jadi cepat.
"Mau, mau Hyung..." Jawab Haechan yakin, apa salahnya mencoba kan. Kalau jodoh ayo lanjutkan.
"Terimakasih..." Jawab Mark dia membalas pelukan Haechan dengan gemas badan Haechan sangat pas di peluknya.
Kalian mau tau? Lepas di ajak pacaran sama Haechan semalam Mark uring-uringan memikirkan nya. Dia bercerita ke Mina, Lucas dan Dery. Bukannya dapat pencerahan malah dapat makian yang bilang dia bodoh karena duluan Haechan.
Ya sudahlah kita tinggalkan dua pasangan yang baru jadian ini. Kita berpindah ke Jeno dan Jaemin yang ada di teras belakang rumah Jaehyun.
Mereka berdua tadi udah masak, makanya yang bersih-bersih Mark sama Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny [Jaeyong]
General FictionJung Jaehyun adalah seorang single Parent yang merawat anak satu-satunya Jung Jeno, yang terlahir tanpa mengenal siapa ibunya. Karena ibunya meninggal saat melahirkan dirinya. Menjadi seorang ayah dan ibu sekaligus untuk anaknya membuat Jaehyun memi...