Jeno sedang ada di perpustakaan kota, ini sudah hari ke-4 dia mendekam di perpustakaan. Selama di sekolah, dia sama Mark sama Lucas juga datang ke perpustakaan sekolah.
Minggu depan sudah mulai ujian semester, musim dingin juga sebentar lagi datang. Soalnya gugur sudah menyapa.
Jeno tidak ada main ke toko Taeyong, karena dia selalu pulang malam. Mark juga tidak ada ke toko bantuin mommy nya soalnya mereka sibuk belajar. Taeyong paham akan itu.
Beberapa hari ini Jeno sering terbatuk-batuk, bahkan semalam dia habis-habisan di omelin oleh Jaemin dan Haechan. Jaemin bahkan sampai menyuruhnya untuk tidak makan-makan yang manis. Bahkan Jaemin marah karena Jeno selalu telat makan, hampir 2 jam yang Jeno dengar hanya Omelan dari si manis itu.
Penggunaan inhaler Jeno juga meningkatkan semenjak 5 hari setelah check up semalam. Jaehyun bahkan membeli inhaler lagi, karena stok hitungan bulan habis bahkan belum 2 Minggu.
Jaehyun semalam sempat bertanya pada Jeno, kenapa dia menggunakan inhaler berlebih. Dan di jawab Jeno karena dia kelelahan belajar seharian. Padahal dia bohong, Jaehyun juga percaya saja.
Jeno membaca dan mencatat setiap buku yang kira-kira akan keluar untuk ujian semester nanti. Tiba-tiba telepon nya bergetar, kan di perpus gak boleh berisik. Jeno lihat telepon nya rupanya itu daddynya, dia pun langsung ngangkat teleponnya.
Halo dad?
Ini jam berapa Jeno? Cepat pulang.
Jeno melihat jam tangannya, ini sudah hampir jam 11 malam. Pantas Jaehyun berbicara dengan nada marah. Jeno lupa waktu.
Iya dad, ini Jeno pulang. Maaf gak lihat jam.
Panggilan langsung di matikan oleh Jaehyun, Jeno cepat-cepat mengemasi barang-barang nya. Buku yang belum selesai dia bawa pulang saja.
Di perpustakaan itu masih banyak para pelajar yang sedang belajar untuk persiapan ujian juga. Juga tadi Jeno sama Mark, tapi Mark harus pulang duluan membantu Taeyong tutup toko.
Jeno tidak memasang jaketnya, padahal malam ini sangat dingin. Soalnya tangan dia penuh pegang buku, hp dan tas. Jadi jaket tebalnya hanya di taruh di bahunya.
Pas Jeno keluar dia langsung di sambut oleh Jaehyun, dia terkejut melihat Jaehyun yang berdiri sambil melipat tangannya di depan perpustakaan itu.
"Daddy?" Tanya Jeno, dia menghampiri Jaehyun. Wajah Jaehyun tidak berekspresi sama sekali, entah kenapa Jeno selalu gugup kalau gini.
"Pake jaketmu." Suruh Jaehyun, dia ngambil buku-buku dan tas di tangan Jeno biar Jeno bisa pake jaketnya. Dengan cepat Jeno memakai jaketnya.
"Sudah, hm? Daddy gak bawa mobil?" Tanya Jeno setelah masang jaketnya dia noleh ke belakang Jaehyun tapi gak ada mobil.
"Kita naik bis." Jeno tersenyum, dia mengangguk lalu keduanya berjalan bersama.
Canggung, tidak ada yang berbicara di selama perjalanan ke halte. Keduanya sama-sama menikmati dinginnya malam dan kebersamaan keduanya.
Jika orang memperhatikan keduanya terlihat sangat sama, langkah kaki mereka serempak, wajah tampan keduanya, dan cara mereka berjalan sangat identik.
"Daddy sudah pulang dari tadi?" Tanya Jeno membuka pembicaraan, di jalanan yang penuh daun musim gugur yang dingin ini Jeno malah merasa sangat hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny [Jaeyong]
General FictionJung Jaehyun adalah seorang single Parent yang merawat anak satu-satunya Jung Jeno, yang terlahir tanpa mengenal siapa ibunya. Karena ibunya meninggal saat melahirkan dirinya. Menjadi seorang ayah dan ibu sekaligus untuk anaknya membuat Jaehyun memi...