Malam itu rumah Jaehyun tidak lagi sepi seperti biasanya. Ada Jeno dan kedua orang tuanya sedang mengobrol di ruang tamu. Dia lagi ada di ruang kerjanya.
Tapi dia bisa dengar obrolan mereka diluar, walau samar-samar. Jaehyun menatap banyak berkas kantornya.
Tiba-tiba pintu ruang kerjanya terbuka, dia kira itu Jeno. Tapi rupanya itu Papinya Suho.
Suho duduk di sofa yang tersedia di ruangan itu. Dia menghadap ke Jaehyun yang kini menatapnya.
"Kapan kau mencarikan ibu untuk Jeno?" Tanya Suho. Jaehyun terdiam, dia tidak menatap ke Suho lagi. Dia fokus pada berkasnya.
"Kalau tidak ada kami, dan kau bekerja seperti ini. Siapa yang menemani Jeno? Setidaknya jika kau punya istri lagi, Jeno jadi ada teman." Ucap Suho, dia dan gaya duduk bos nya mengintimidasi Jaehyun."Saya sibuk, tidak sempat untuk memikirkan hal itu." Jawab Jaehyun, dia masih mencoba untuk terus fokus pada pekerjaan nya.
"Aku tau, karena itu. Aku akan menjodohkan mu dengan teman kolega ku." Jaehyun terdiam, dia langsung menatap ke arah Suho.
"Maksud anda?" Tanyanya.
"Ya, karena kau sibuk dan tidak sempat memikirkan itu, maka aku yang memikirkan nya. Tidak ada penolakan, kecuali kau membawa pilihan mu sendiri." Suho berdiri, dia pun keluar dan menutup kembali pintu.
Jaehyun menyandarkan tubuhnya pada kursi kerjanya. Kepalanya tiba-tiba berdenyut sakit. Apa yang harus di perbuat kalau seperti ini.
Sebuah ide terlintas di benaknya.
***
Mark tengah berjalan menuju minimarket yang ada di dekat rumahnya. Tadi Taeyong meminta di belikan kecap dan wortel untuk memasak.
Nyanyian random menemani tiap langkah Mark untuk ke minimarket itu. Sesekali dia menggerakkan kakinya seperti moonwalk.
Ya, karena minimarket nya cukup dekat, gak butuh waktu lama Mark pun sampai. Dia langsung beli pesanan Mommynya dan ngambil beberapa Snack.
Setelah selesai membayar, Mark langsung pulang, karena pasti Taeyong sudah menunggu nya. Tapi, baru aja dia keluar dari minimarket itu, tiba-tiba ada tangan yang menahannya.
Mark yang terkejut langsung menoleh. Orang itu menggunakan topi, masker dan jaket Mark tidak bisa lihat dengan jelas, tapi dia lebih tinggi dari Mark.
"Maaf, paman kenal siapa?" Tanya Mark, dia masih berlaku sopan. Mungkin saja butuh bantuan.
"Lee Minhyung?" Tanya nya. Mark bingung dong, kenapa orang ini tau nama asli dia.
"Iya saya, paman siapa?" Orang tadi melepaskan tangannya dari Mark, dia membuka maskernya.
"Coba tanyakan pada ibumu, dia pasti kenal denganku. Jahat sekali dia kalau tidak mau bercerita tentang siapa ayahmu." Dia tersenyum pada Mark.
Mark tau tentang ayahnya, dia dulu selalu bertanya kepada Mommynya. Akhirnya ketika ulang tahun nya yang ke-17. Taeyong menceritakan semuanya. Mark tentu saja percaya akan cerita Mommynya, dimana saat menceritakan itu Taeyong sampai menangis ketakutan.
"Saya tidak punya ayah." Mark memundurkan langkahnya. Orang tadi yang awalnya tersenyum langsung menatapnya tajam.
"Wahhh... Kau sama saja seperti ibumu ya? Tidak tau diri sekali." Ujarnya, Mark menatapnya datar.
"Ada apa ini?" Tanya seorang pria paruh baya yang baru keluar dari minimarket tadi. Dia melihat Mark dan So Hyun. Yap, orang itu ayahnya sendiri.
"Dia orang jahat paman." Ucap Mark, setelahnya Mark langsung mundur. Dia pergi meninggalkan So Hyun dengan pria paruh yang menghalanginya So Hyun agar tidak mengikuti Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny [Jaeyong]
General FictionJung Jaehyun adalah seorang single Parent yang merawat anak satu-satunya Jung Jeno, yang terlahir tanpa mengenal siapa ibunya. Karena ibunya meninggal saat melahirkan dirinya. Menjadi seorang ayah dan ibu sekaligus untuk anaknya membuat Jaehyun memi...