Matahari bersinar sangat terang, dia memamerkan ribuan cahaya megah nya pada sisi bumi. Ada beberapa yang menerobos mengusik ketenangan Jeno yang sedang tidur.
Dia bangun dan melihat jam sudah hampir pukul 06:00 dia pun bangun dan bersiap untuk mandi. Ini hari Senin.
Semalam Jeno cukup senang kok, dia habis-habisan mengejek Mark. Bahkan saat Taeyong dan Jaehyun datang. Dia sama Lucas menyerang Mark.
Tapi, semalam aunty cantiknya kelelahan, mereka juga sampai makan malam di luar dengan Mark dan Taeyong. Kasian sih Jeno, dia saja semalam bantu-bantu sampai kambuh.
Semalam Jeno mecahin tabungannya, buat beli sesuatu. Dia juga udah bilang ke Jaehyun dan di setujui. Tapi sebenarnya hati Jeno gak tenang, dia lagi bimbang.
Waktu lagi mandi, siraman air hangat dari shower membawa Jeno mengingat bagaimana mereka di rumah sakit semalam. Jeno sempat panik waktu Jaehyun mau ngantar dia, tapi satu sisi dia sangat senang. Sangat malah.
Flashback.
"Dad! Tunggu disini aja. Nanti Jeno yang masuk." Ujar Jeno, Jaehyun bingung dong. Biasanya kan boleh masuk.
"Kenapa begitu?"
"A... Anu soalnya kan yang periksa itu cuman Jeno. Daddy duduk sini aja. Bye dad." Jeno pun masuk ke dalam ruangan dokter nya. Jaehyun yang di suruh tunggu luar akhirnya duduk saja di kursi yang di sediakan.
"Jeno? Datang sendiri lagi?" Tanya sang dokter waktu Jeno masuk ruangannya. Jeno tersenyum sambil mengangguk. Dia bohong.
"Daddy mu kemana sih? Atau saya yang harus mendatangi daddy mu untuk--""Ah, gak usah dok. Daddy lagi sibuk akhir-akhir ini. Lagian sudah Jeno bilang kok ke daddy." Dokter tadi natap Jeno tidak percaya, masa iya jika Jeno bilang daddynya sama sekali tidak peduli padanya.
"Kamu tidak bohong kan? Jeno ini bukan main-main. Emfisema itu penyakit serius Jeno. Di tambah asma mu yang memperburuk nya." Jeno terdiam, dia mencoba tenang untuk menyakinkan dokternya.
"Iya dokter, Jeno tau. Jadi kapan periksa nya?" Dokter tadi menyerah, dia akhirnya berdiri untuk melakukan periksaan.
Waktu di periksa Jeno mengikuti tiap prosedur nya. Dia juga diam saja saat melakukan CT scan.
"Beberapa aveolus mu sudah banyak yang pecah Jeno. Kamu tau kan apa gunanya aveolus?" Jeno mengangguk dia tetap diam saat di periksa.
"Ini bisa sembuh tidak dok?" Tanya Jeno, dokter tadi menatapnya tapi dia tidak mengatakan apa-apa.
"Akhir-akhir ini sering sesak napas tidak?" Jeno menggeleng menjawabnya.
Gimana ya, asma dan emfisema dalam diri Jeno membuat dia akan kesusahan nantinya. Ketika banyak kantong udara (aveolus) nya semakin banyak yang pecah, ketersediaan oksigen nya akan menipis itu memacu asma akutnya. Di tambah setiap kerusakan aveolus akan menghancurkan paru-parunya.
"Sudah selesai." Jeno bangkit dan berjalan lagi ke meja sang dokter. Dia kembali duduk dan menunggu hasilnya keluar.
Sekitar 15 menit nunggu hasilnya jadi. Sang dokter pun kembali menghampiri Jeno. Dia ngasih dua amplop dengan cap label rumah sakit. Dan resep obat.
"Ini hasil asma mu, ini hasil emfisema mu. Pastikan daddy mu lihat ya? Ini resep obatnya" Pesan sang dokter, Jeno tersenyum lalu mengangguk patuh.
"Baik dok, Terimakasih banyak. Kalau begitu Jeno pulang dulu. Selamat siang. Eh, pagi masih." Dokter senyum membalas sapa Jeno, dia masih memandang Jeno sampai anak itu keluar dari ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny [Jaeyong]
Fiction généraleJung Jaehyun adalah seorang single Parent yang merawat anak satu-satunya Jung Jeno, yang terlahir tanpa mengenal siapa ibunya. Karena ibunya meninggal saat melahirkan dirinya. Menjadi seorang ayah dan ibu sekaligus untuk anaknya membuat Jaehyun memi...