Hari yang di tunggu datang, Jeno berangkat sendiri menuju sekolah si kembar. Mark sudah duluan, Jaehyun sama Taeyong bekerja. Tapi kata Taeyong dia usahain datang. Tentu saja, kan Mark akan bertanding, tentu sebagai ibu yang baik dia harus ada.
Langkah Jeno terbawa dengan suasana bazar yang di ada di sana. Stan-stan berdiri dengan tema mereka sendiri. Ini lah hasil kerja keras Jaemin nya.
Tapi, sepertinya Jeno tidak sadar dari tadi orang memperhatikan nya. Ayolah, lihat lah dirinya yang hanya mengenakan seragam tanpa almamater sekolahnya. Almanya dia tenteng di tangannya.
Badan, dan gaya berjalan nya yang gagah. Jangan lupa paras tampan dan kesan dingin yang dia beri. Bagaimana orang tidak menatap dirinya, apalagi anak-anak sekolah si kembar yang asing dengan Jeno.
Senyum Jeno terukir, dia mempercepat langkahnya menuju ke sebuah stan.
"Gendut! Makan terus." Dia langsung merangkul Haechan yang sedang makan sendirian di stan tteokbeokki. Haechan hampir saja tersedak.
"Sialan sipit!" Makinya, dia lanjut makan membiarkan Jeno tetap merangkulnya. Jeno tertawa lucu dengan Haechan yang lahap sekali makannya.
"Nana mana?" Tanya Jeno, Haechan menunjukkan ke arah belakang panggung.
"Dwi sawna huhh pedwas." Ujar Haechan, mulutnya penuh dengan makanan. Jeno mencubit pipi Haechan.
"Ndut, bukannya katamu kamu mau nyanyi ya nanti? Kenapa makan seperti ini dulu?" Haechan langsung membulat kan matanya, dia menghadap ke Jeno.
"Jeno!! Kenapa tidak di bilang dari tadi. Ehem!! Ehem!" Haechan mengambil air mineral dan meminumnya. Dia jadi panik sendiri, takut suaranya crack.
"Salah aku?"
"Iyalah! Bayarin!" Ujar Haechan, Jeno tertawa dengan mata sipitnya melihat wajah Haechan yang kepanikan. Jeno pun betul-betul mengeluarkan uang nya dan membayar untuk Haechan.
"Ah, terimakasih sipit ganteng ku." Puji Haechan, Jeno menjauhkan dirinya karena Haechan ingin memeluknya."Jadi, Nana dimana? Belum tampil kan?"
"Ada di sana, ayolah aku juga ingin ke sana. Latihan. Jaemin sedang alay, dia gugup soalnya kan waktu itu dia tidak jadi tampil karena cedera, jadi dia kurang percaya diri." Jeno berjalan di samping Haechan sambil mendengarkan cerita dari Haechan. Keduanya masuk ke tenda tunggu di backstage.
"Jaemin ada di sana, aku ke tenda musik dulu ya." Jeno mengangguk, dia menyemangati Haechan."Pin rambut semangka mu bagus, buat Mark Hyung ya?" Tanya Jeno, dia menggoda Haechan yang langsung tersipu dan pergi dengan senyuman malunya.
Jeno pun mengintip ke tenda anak dance, tapi Jaemin tidak ada di dalam sana. Dia mengedarkan pandangannya lagi, tapi tetap tidak menemukan Jaemin.
"Permisi." Panggil Jeno saat seorang anak dance keluar dari sana. Oh, Jeno pernah bertemu dengannya.
"Eh, Jeno kan? Yang waktu di pesta dulu? Hyunjin, kalau kau lupa." Ucap nya, dia tersenyum ramah. Jeno juga membalas sapaannya.
"Mau melihat dancer sekolah mu?" Tanyanya lagi, Jeno menggeleng. Anak ini cerewet juga."Jaemin ada?" Tanyanya, Hyunjin mengerutkan keningnya. Ternyata mencari Jaemin batin Hyunjin.
"Ada, tadi dia ke ruang dance di dalam sekolah lantai 2. Aku tidak bisa mengantar mu. Kekasihku sedang cemberut ingin di belikan makanan. Sendiri ya?"
"Terimakasih banyak ya, salam untuk kekasihmu." Ucapnya, Hyunjin mengangguk setelahnya Jeno pergi duluan mengikuti arah yang di bilang Hyunjin.
Langkah Jeno cepat menaiki tangga menuju ke lantai dua, untung saja ada penunjuk arah. Jadi tidak terlalu susah.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny [Jaeyong]
General FictionJung Jaehyun adalah seorang single Parent yang merawat anak satu-satunya Jung Jeno, yang terlahir tanpa mengenal siapa ibunya. Karena ibunya meninggal saat melahirkan dirinya. Menjadi seorang ayah dan ibu sekaligus untuk anaknya membuat Jaehyun memi...