[58] Tiga Langkah

5.8K 1K 385
                                    

Di langkah berikutnya mungkin akan terasa lebih ringan karena merasa lebih lega dan terbiasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di langkah berikutnya mungkin akan terasa lebih ringan karena merasa lebih lega dan terbiasa.

.

"Sekarang kita akan bacain surat kedua yang dikirim lewat email. Bagi kalian yang pengen kirim surat ke radio, bisa langsung kirim ke email kita dearu121fm@live.com. Yah, di surat kedua ini katanya sih mau curhat judulnya 'Terima Kasih' dari Raya."

Johnny yang sejak awal menyimak ucapan Jeff seketika mengernyit bingung. Hari ini mereka berdua sedang melakukan jadwal siaran pagi menjelang siang, sedangkan Dhanu katanya sedang sibuk siaran di stasiun radio nasional yang sudah merekrutnya setelah kerja sama lewat festival radio beberapa waktu lalu.

Sementara, Jeff juga tampak menggaruk pelipisnya sejenak sebelum melanjutkan bacaannya.

"Kayak kenal ya namanya, Bang," tanggap Jeff setelah membaca subyek pengirim surat.

"Iya," gumam Johnny dengan nada tak yakin. Ia yakin betul kalau nama ini tidak hanya sekadar 'kayak' kenal, tetapi memang betulan kenal. Paham nggak maksudnya?

"Langsung aja gue baca ya," ucap Jeff kemudian.

"'Pertama-tama, gue ucapin terima kasih buat para penyiar yang udah dengan sukarela bacain surat ini. Mungkin isi curhatan ini bakalan kayak dianggap nggak penting, tetapi gue sebenarnya pengen ngucapin makasih ke banyak orang. Karena ribet kalau harus nyampein langsung ke tiap orang, mending gue ungkapin di sini aja sekalian biar pada dengar.'

"'Kata-kata ini mungkin kedengaran klise dan cheesy, tapi gue beneran percaya kalau yang namanya teman yang baik itu hadiah dari Tuhan untuk kita bagaimanapun jalannya dan apapun kepribadian kita. Bahkan pertemanan itu bisa aja terjadi diluar dugaan kita sendiri, yang kita sendiri bahkan kurang menyadari itu.'

"'Gue punya teman yang kayak gitu. Kejadian yang nggak pernah gue duga sebelumnya, ketemu waktu kuliah umum yang semuanya diawali dari roti isi. Kedengaran remeh ya? Gue juga ngira gitu awalnya. Bahkan gue pikir gue nggak akan ketemu mereka lagi, karena gue bukan tipe yang SKSD banget.'

"'Tapi, Tuhan baik banget dan rencana Tuhan kedepannya itu penuh kejutan. Mereka yang gue pikir nggak bakal ketemu lagi, ternyata harus ketemu lagi. Bayangin, mereka neriakin nama gue waktu gue sibuk lari-lari buat ngejar kelas soalnya gue telat. Waktu itu gue cuma noleh sebentar, terus lanjut lari. Pas gue balik selesai kelas sama teman sekelas gue, gue dicegat mereka kayak orang mau nagih utang.'

Johnny tertegun. Ia ingat, sepertinya ia juga pernah melakukan hal yang sama pada seseorang. Waktu itu tepat ia selesai melakukan siaran dan bertemu Jeff di depan stasiun radio, lalu mereka melihat seseorang yang berlari secepat kilat bak membelah trotoar menuju fakultas MIPA.

Jeff juga sepertinya menemukan hal ganjil di surat ini, ia melirik sebentar ke arah Johnny yang fokus membaca suratnya.

"'Awalnya gue mikir mereka itu bukan apa-apa, tapi ternyata gue emang butuh mereka. Gue pikir mereka nggak penting, ternyata mereka yang bikin gue belajar bahwa hal sekecil apapun itu tetap penting. Lewat mereka, gue belajar banyak hal dan nemuin banyak hal yang nggak pernah bisa gue duga sebelumnya. Pengorbanan, dukungan, semuanya. Nggak peduli waktu kenalnya sebentar atau lama, mereka akan selalu ada bareng kita kalau takdir Tuhan berkata 'ya'.'

Serendipity: Undercover FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang