Kamu tahu nggak, kenapa banyak siaran teve menganjurkan untuk memulai hal baru di pagi hari? Karena sinar matahari yang terbit di pagi hari akan memberi semangat baru untuk memulai segala hal.
.
Canggung.
Mungkin itu ada kata yang paling masuk akal untuk menggambarkan keadaan diantara Dhanu dan Jani saat ini. Kedua saudara kandung itu memilih sama-sama bungkam selama perjalanan di dalam mobil, Jani yang diam membiarkan Dhanu yang memilih tidak berkata-kata untuk terus menyetir.
Padahal beberapa jam sebelumnya, Dhanu begitu bingung dan gugup sendiri lantara ia sudah tidak tahu lagi bagaimana cara menghadapi Jani. Meski Rara sempat mengatakan kalau Jani sedang berusaha menghadapi kenyataan yang terjadi dan menyuruhnya untuk melakukan hal yang sama, namun rasanya ia begitu takut.
Mungkin ini yang pernah Rara alami dulu sewaktu ia ketakutan menghadapi masa depan yang tak pasti. Walaupun tak mirip, tapi setidaknya akhirnya Dhanu sedikit paham. Sewaktu sepanjang perjalanan menuju bandara ia gelisah bukan main, terlebih kala Andra memberitahunya kalau pesawat yang Jani tumpangi sudah mendarat. Sukses membuatnya semakin gugup dan pikirannya mulai dipenuhi dengan bagaimana cara yang baik untuk menghadapi Jani.
Sampai di satu waktu saat lelaki itu berdiri menunggu di sebuah sisi depan pintu luar dan tubuhnya berbalik, ia dapat melihat keberadaan Jani yang sedang berjalan santai dari kejauhan. Pun ketika manik mata gadis itu mendapati eksistensi Dhanurendra yang seketika membatu, reaksi yang diberikan sukses membuat Dhanu terkejut bukan main.
Langkah kaki Anjani Laras segera bergerak cepat menghampiri Dhanu seraya menyeret kopernya, lalu dengan sigap ia memeluk tubuh jangkung lelaki itu dengan erat. Membiarkan Dhanu tercenung dengan matanya yang membulat kaget dan tubuhnya semakin membeku. Jantung kembali berdebar-debar tak karuan, sampai ia berharap semoga kakaknya tak mendengar detak jantungnya.
"Daren," gumam Jani disela pelukannya. "Nyebelin banget. Kakak nggak bisa nahan rasa kangen sama kamu."
Sampai terdengar isakan pelan dari Jani yang kontan membuat Dhanu segera tersadar dan mencoba mengendalikan dirinya sendiri. Tubuhnya yang terasa kaku saat itu berusaha ia lemaskan dan mencoba merengkuh tubuh kecil kakaknya, sementara pikirannya sedang berusaha keras mencari akal bagaimana cara ia mengendalikan dirinya saat memeluk kakak tengahnya ini.
Jujur saja, sudah lama Dhanu tak pernah berusaha memeluk Jani sejak ia menyadari perasaannya sendiri. Lelaki itu takut jika ia bergerak di luar batasnya, jadi ia selalu menghindar setiap Jani hendak memeluknya. Namun sekarang, rasanya Dhanu jadi seperti kehabisan akal. Ia harus bagaimana? Melakukan pelukan saudara kandung yang lama tak bertemu? Pelukan sayang ke pacar? (Pilihan kedua itu sudah di luar akal sehat Dhanu) atau, pelukan teman yang peduli?
Tapi, akhirnya Dhanu berakhir mencoba membalas pelukan Jani selayaknya adik kandung yang merindukan kakaknya. Yah, memang itu yang harusnya ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity: Undercover Fate
General Fiction[TAMAT - SUDAH TERBIT] Percaya kebetulan? Atau, lebih percaya semuanya sudah digariskan takdir? Tapi, kalau setiap pertemuan dan percakapan acak terjadi dalam sebuah kebetulan, bagaimana? Itu memang kebetulan atau takdir? "Tatapannya nusuk banget, k...