[16] Magnet

9.1K 1.5K 146
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Magnet berbeda kutub itu saling tarik-menarik, kebalikannya dengan kutub sejenis yang saling tolak-menolak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Magnet berbeda kutub itu saling tarik-menarik, kebalikannya dengan kutub sejenis yang saling tolak-menolak. Tapi ada juga hal yang kelakuannya mirip dengan keduanya secara tak sadar, sehingga menghasilkan reaksi yang relatif mirip juga.

.

Sesuai anjuran dokter, nasihat singkat Andra, dan cerewetnya Jani melalui telepon, Dhanu akhirnya menurutinya—berisirahat untuk beberapa hari kedepan. Hari ini Dhanu baru keluar dari rumah sakit setelah menginap untuk semalam untuk pemeriksaan intensif sejenak. Yah, habis Dhanu yang terkulai pingsan saat pulang begitu mengkhawatirkan untuk siapapun—terutama Rara yang menjadi korban kerepotan akibat ulahnya.

Namun meski ia berniat berisirahat, nyatanya Dhanu tetap pergi ke kampus untuk menyelesaikan segala urusannya. Cowok itu perlu menyelesaikan berkas-berkas untuk syarat maju seminar proposal minggu depan sesuai perintah dosen pembimbingnya, juga izin pada ketua direktur program untuk tidak siaran selama beberapa hari.

Seperti sekarang, Dhanu baru selesai melakukan pencetakan draft terakhir skripsinya dan beberapa berkas lainnya seperti transkip nilai, formulir, dan sebagainya di sebuah toko fotokopian depan kampus.

"Bang, tolong hitung ya," pinta Dhanu sambil menyerahkan berkas yang sudah ia cetak sendiri pada Abang fotokopian.

Abang fotokopian itu mengangguk, membuat Dhanu segera mengalihkan pandangannya ke segala arah. Di belakang Abang fotokopian yang sedang menghitung jumlah kertas, ada beberapa barang yang ditumpuk tertata rapi dan lengkap, mulai dari kertas tiap tipe, alat tulis kantor, bahkan sampai ada beberapa aksesoris wanita menggantung di sana seperti jepitan, ikat rambut, bahkan sampai bros atau pin.

'Hachii!'

Dhanu kontan melirik ke sebelahnya yang sepertinya juga baru mencetak beberapa lembar, tampak ia baru datang dan sedang mengecek tiap lembar kertasnya. Seorang gadis dengan rambut yang agak berantakan lantaran diurai melakukan itu dengan bahu naik turun seperti sedang menangis—tapi tidak, napasnya juga tampak tidak teratur. Sepertinya ia pilek.

"Abang, ini punya saya tolong," pinta gadis itu pada Abang fotokopian yang lain.

Suaranya begitu familier di telinga Dhanu, jadi langsung saja lelaki itu menoleh dan agak kaget saat melihat gadis itu ikut menoleh ke arahnya.

Serendipity: Undercover FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang