Kamu tahu kenapa tanda koma itu ada? Karena berhenti sejenak bukan kesalahan.
.
Dhanu tidak suka menyesal.
Malam itu, si lelaki masih menatap pagar rumah keluarga Rara dari kejauhan, menatap pintu gerbang yang telah terkunci rapat. Rumah itu sudah memadamkan lampunya di beberapa sudut, tersisa kamar di lantai atas yang masih menyala. Sekelebat Dhanu dapat melihat ada siluet gadis yang melangkah pelan sebelum siluet itu sirna.
Sejatinya sejak awal, Dhanu sudah berniat pergi dari tempatnya berpijak menuju rumah, namun kala mengingat bagaimana perubahan air muka Rara yang seketika diam membeku menatapnya tak bisa membuatnya tenang begitu saja. Bayangan bagaimana sang gadis berbalik pergi dengan tergesa dan suaranya yang amat gemetar membuat Dhanu semakin merasa bersalah.
Niatnya ingin mengejar, namun melihat bagaimana langkah kaki Rara yang berlari cepat seketika ditahannya. Ia hanya membututi langkah gadis itu dengan motornya secera perlahan, lalu menatap pintu gerbang yang secepat kilat ditutup rapat dari kejauhan.
Permasalahan Dhanu sudah banyak, perkara Jani yang menggantung tanpa jawaban, Tugas Akhir yang masih menyisakan beban di depan mata, dan penyesalan pada Nararya akibat sikap kelewatannya.
Dhanu merogoh sakunya untuk mengambil ponsel, lalu membuka kunci ponselnya untuk mencari nama kontak. Jemarinya berhenti ketika manik matanya menangkap apa yang dicarinya—nomor kontak asing yang belum pernah Dhanu hubungi.
Nararya
0857-29xx-xxxx
Ia langsung teringat tentang bagaimana ia bisa mendapatkan nomor Rara. Naresh memberinya secara cuma-cuma setelah Dhanu melapor pada pria berstatus kakak kandung si gadis sewaktu Rara sedang bersamanya.
Tangan bergetar saat hendak menekan ikon hijau, namun ia langsung mengurungkan niatnya dan memilih memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku diiringi perasaan yang berkecambuk.
"Kamu benar, harusnya saya nggak ikut campur dan sok tahu dan kepoin masalah orang lain.... Harusnya saya urusin masalah saya sendiri...."
Jawaban Rara kembali terngiang di telinganya. Refleks Dhanu menutupi wajahnya dengan tangannya—untuk kesekian kalinya. Kenyataannya Dhanu sendiri juga ikut campur urusan Rara tanpa diketahui oleh si gadis. Ia tanpa sadar juga sering kali memikirkan bagaimana keadaan cewek itu setelah mendengar cerita panjang dari Olivia. Mau menampik bagaimanapun, rasanya Dhanu tidak mudah untuk pura-pura tidak tahu.
Tentang Rara dan beban semu yang mampu menenggelamkan sosok jati diri sebenarnya.
"Raya..., maafin saya."
***
Semalam Rara mimpi buruk lagi.
Mimpi yang berulang, membosankan, dan seolah mengintimidasi. Ibarat potongan film horror yang terus diulang-ulang, menampilkan penampakan yang sama, sampai merasa kebal namun selalu menjadi momok menyeramkan untuk seumur hidup lantaran terus merasa dihantui. Kalimat demi kalimat dalam mimpi seolah sengaja digaungkan di setiap Rara tidur, kalimat menyakitkan yang tak pernah ingin gadis itu dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity: Undercover Fate
General Fiction[TAMAT - SUDAH TERBIT] Percaya kebetulan? Atau, lebih percaya semuanya sudah digariskan takdir? Tapi, kalau setiap pertemuan dan percakapan acak terjadi dalam sebuah kebetulan, bagaimana? Itu memang kebetulan atau takdir? "Tatapannya nusuk banget, k...