[35] Tanda Titik Koma

7.3K 1.1K 158
                                    

Jika tanda koma bermakna berhenti sejenak bukan kesalahan, maka tanda titik koma ada karena bermakna bahwa segala yang terjadi bukanlah akhir sebenarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika tanda koma bermakna berhenti sejenak bukan kesalahan, maka tanda titik koma ada karena bermakna bahwa segala yang terjadi bukanlah akhir sebenarnya.

.

"Mas Dhanu."

"Ya?"

"Apa Mas kasihan lihat saya?"

Dhanu menoleh ke arah Rara yang saat ini memilih menatap jalanan gang perumahannya yang sepi. Pandangannya nanar, seolah memberitahu bahwa keadaannya memang sedang tidak baik-baik saja. Sementara itu, wajah si gadis terlihat kuyu dengan jejak airmata yang masih terlihat jelas dan matanya masih sedikit berair. Tanpa sadar, tangan Dhanu terus berusaha memegang tangan Rara takut-takut gadis itu oleng.

Saat itu—ketika Rara akhirnya menangis hebat di depan Dhanu dan lelaki itu memeluknya erat, rasanya segala hal tentang gadis itu secara otomatis menjadi pusat yang selalu Dhanu khawatirkan. Lelaki itu dengan sabar menunggu Rara selesai menumpahkan sisa airmatanya, mengajaknya menaiki motor bersama untuk pulang, bahkan ketika Rara meminta untuk ingin berjalan kaki ke rumahnya, Dhanu menurut dan memarkirkan motornya di rumah Haikal terlebih dahulu sebelum itu. Selain itu, Rara lebih banyak diam saat itu dan Dhanu membiarkannya sampai pertanyaan awal gadis itu terlontar begitu saja.

Dhanu tidak menjawab. Ia memilih memandangi pemandangan lampu jalanan yang berpendar di setiap sudut dekat rumah.

"Mas nggak mau jawab pertanyaan saya?"

"Apa saya kelihatan begitu di mata kamu?"

Keduanya kemudian menoleh dan saling pandang, sama-sama saling menelisik dari maksud masing-masing. Sampai akhirnya Rara yang memilih berpaling lebih dulu dan menutup mata dengan telapak tangannya, kontan membuat Dhanu sedikit khawatir.

"Kamu belum lega nangisnya?" tanya Dhanu sambil mencoba menyentuh bahu gadis itu.

"Bukan!"

Jawaban Rara jelas saja denial, lantaran Dhanu dapat mendengar sedu-sedan Rara meski pelan. Walau begitu, seketika gadis itu kembali menyeka sisa airmata yang keluar tadi dan bertingkah seolah tak terjadi apa-apa.

Setelah itu tak ada lagi yang bersuara sampai saat langkah mereka sudah sampai di gerbang rumah keluarga Rara, gadis itu menoleh ke arah Dhanu sambil melepaskan tangannya secara tergesa.

"Nggak ada yang perlu dicemasin lagi. Makasih banyak, saya baik-baik aja."

Dhanu tak berkata apa-apa lagi, sehingga Rara segera memilih berbalik dan membuka pintu pagar rumahnya.

"Raya."

Raya menoleh dan mendapati Dhanu yang tampak terdiam barang sejenak saat memandangnya.

"Jangan terlalu keras sama diri sendiri. Seenggaknya jujur sama perasaan sendiri itu penting."

Serendipity: Undercover FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang