Terombang-ambing dengan rasa pesimis itu tidak menyenangkan sama sekali.
.
"Maaf."
"Perasaan saya, Mas daritadi minta maaf terus deh. Bosen. Mas 'kan nggak salah apa-apa."
Entahlah. Ini sudah kesekian kalinya kata 'maaf' terdengar dari mulut Dhanu sepanjang ingatan Rara. Cewek itu sih sempat berpikir mungkin Dhanu meminta maaf karena cowok itu merasa bersalah lantaran tadi sempat membuat Rara kesakitan selama menolongnya. Tapi 'kan itu wajar.
Memang sih, Rara juga merasa Dhanu jadi sering bilang maaf sejak percakapan singkat mereka sebelum makan bubur. Tentang Dhanu yang heran bukan main pada Rara yang—dirasa cowok itu—lebih banyak melamun tanpa sebab, lalu dibalas dengan ucapan singkat Rara.
"Saya bilang nggak apa-apa."
"Mata kamu nggak bisa bohong."
"Saya tahu. Jadi stop sampai sini."
Hal itu sukses buat situasi makan bubur sedikit canggung sebelum Haikal datang dan heboh sendiri karena katanya ada kecoa yang masuk ke dalam saluran wastafel cuci piring.
Pun akhirnya Rara dan Dhanu yang mendapat bagian menghadapi wastafel cuci piring, dengan Dhanu yang bagian membasmi kecoa dan Rara yang membersihkan mangkuk-mangkuk kotor. Sementara Haikal sudah melenggang pergi lantaran disuruh Jeno untuk ke rumahnya. Dasar tidak bertanggungjawab.
Saat ini Rara masih membersihkan mangkuk kotor dengan Dhanu yang berdiri di sampingnya sambil bersedekap. Pun dengan kata maaf yang masih menggantung dan latar suara aliran air yang mengalir dari keran wastafel cuci piring yang menyala.
Apa jangan-jangan gara-gara Rara terlalu keras pada Dhanu ya?
Iya sih, selama hari ini Rara memang berbicara ketus terus pada Dhanu. Pun ketika cowok itu bertanya baik-baik ada apa, Rara cuma membalas singkat sambil berkata tidak ada apa-apa.
Dhanu bukan seseorang yang punya insting khas selayaknya cewek. Rara harus memaklumi itu dong, Dhanu 'kan cowok tulen.
"Saya beneran minta maaf."
Lagi. Dhanu bilang begitu sukses buat Rara jengah juga, jadi cewek itu mengembuskan napas panjang sambil menoleh ke arah cowok itu. "Buat apa lagi sekarang?"
"Semuanya, termasuk pertanyaan bego saya sebelum saya pingsan waktu itu."
Waktu itu rasanya Rara mau menyemburkan tawa ketika Dhanu dengan entengnya bilang 'pertanyaan bego', tapi ia langsung menelan tawanya saat cewek itu mencoba mengingat apa yang dimaksud. Oke, Dhanu mengingatkannya lagi dengan kejadian itu. Meski cowok itu sudah ada maksud baik untuk meminta maaf karena—mungkin baginya—merasa sudah kelewatan, tapi tetap saja Rara malah jadi malu sendiri saat mengingat ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity: Undercover Fate
General Fiction[TAMAT - SUDAH TERBIT] Percaya kebetulan? Atau, lebih percaya semuanya sudah digariskan takdir? Tapi, kalau setiap pertemuan dan percakapan acak terjadi dalam sebuah kebetulan, bagaimana? Itu memang kebetulan atau takdir? "Tatapannya nusuk banget, k...