[3] Awal

16.9K 2.3K 120
                                    

Ibarat konsep daun jatuh saja sudah dituliskan dalam takdir, maka yang terjadi nanti dan selanjutnya juga merupakan takdir Tuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ibarat konsep daun jatuh saja sudah dituliskan dalam takdir, maka yang terjadi nanti dan selanjutnya juga merupakan takdir Tuhan.

.

Barangkali Rara punya salah untuk beberapa waktu belakangan, jadi setidaknya Rara baru terkena karma sekarang. Iya, sekarang karmanya adalah ponselnya hilang entah ke mana, seingatnya hilang di bus dan kemungkinan ketemu juga sulit. Ia sudah banyak memikirkan tentang ponselnya sejak semalam, mengenai bagaimana kronologi jelas hilang ponselnya, bagaimana ia akan menjelaskan masalah ini pada Naresh, bagaimana ia mendapatkan uang untuk membeli ponsel baru dengan cepat, semuanya berputar-putar di otaknya.

Tapi 'kan pada akhirnya Rara harus jujur sambil berpikir mengumpulkan uang untuk membeli ponsel lagi, sudah cukup semalaman ia menangisi ponselnya yang hilang.

Belum lagi dihadapkan dengan situasi aneh dengan cowok jutek yang ia temui di kelas, yang ternyata adalah mas-mas jutek di bus sekaligus partner kerja Johnny dan Jeff di stasiun radio. Sinting, kebetulan macam apa ini?!

Sekarang yang dilakukan Rara di depan halte bus adalah memegang botol minumnya sambil menunggu bus datang. Tak ada ponsel setidaknya bisa membuat Rara terlihat seperti manusia—mirip manusia gagap teknologi sih tepatnya.

Ketika Rara mengedarkan pandangannya ke segala arah, manik matanya berhenti pada sosok cowok bertubuh jangkung—sosok yang sama dengan yang ditemui di bus kemarin juga di kelas tadi serta sewaktu di tempat parkir saat Rara sedang menunggui temannya, Sarah. Untuk situasi yang terakhir, katakanlah Rara benar-benar tidak tahu dan tidak sengaja melihat cowok itu bersama seorang gadis cantik yang sepertinya sedang mengobrolkan hal serius.

Gadis itu buru-buru menggeser duduknya sejauh mungkin dari cowok itu, tapi ternyata percuma. Cowok itu tetap berakhir duduk di samping Rara.

"Udah pulang?"

Kejutan. Rara rasanya ingin membelalakkan matanya ketika mendengar sapaan singkat cowok itu lantaran kaget bukan main. Walaupun nada laki-laki itu tetap datar, tapi sapaan singkat ini buat Rara takjub. Kalau dipikir 'kan tatapan tajam cowok itu masih terbayang di benaknya. Tidak ada kata lain yang bisa Rara ucapkan selain, "Oh iya."

Lalu diam.

Tampak cowok berlabel Dhanu itu—iya, Rara masih ingat namanya—merogoh tasnya sebentar, lalu menyerahkan sesuatu ke arah Rara. "Nih, punya kamu."

Rara terdiam sebentar, lalu memandang cowok di sampingnya yang sedang menatapnya.

Lalu ia terfokus lagi pada sesuatu yang disodorkan pada Rara.

"Mas nemu hape saya di mana?!"

Dhanu cuma mengerutkan keningnya aneh pada Rara. "Kemarin kamu teledor, hapenya kamu tinggal di bus sendirian. Mana enak banget kayak nggak ngerasa kehilangan, langsung main lari aja ngejar bus."

Serendipity: Undercover FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang