Dunia itu penuh kejutan, misteri, dan teka-teki yang jawabannya bahkan sulit ditebak.
.
"Nara, ada undangan nih dari kantor pos."
Waktu itu Rara yang sedang stress dengan rambut acak-acakan saking frustasinya, memutuskan turun ke bawah dan menerima kiriman dari kantor pos. Pun saat ia menerima kiriman yang ternyata adalah sebuah undangan itu, seketika manik matanya membulat dan nyaris memekikan suara kala membacanya. Tanpa babibu, gadis itu buru-buru mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"OLIVIA, LO SERIUS?"
Terdengar suara tawa dari seberang begitu teleponnya tersambung. "Udah dapat undangannya ya, Ra? Datang ya!"
"Dapat orang mana lo, Liv?! Gila banget, nggak ada kabar tahu-tahu mau tunangan...."
Olivia, yang dihubungi Rara masih cekikikan mendengar celotehan gadis yang sudah kepalang kaget. Ia pasti sedang membayangkan bagaimana reaksi Rara. "Masih orang Jakarta, Ra. Nggak jauh-jauh kok."
"Sialan banget, gue mendadak ditinggal."
"HAHAHA! Pokoknya datang dulu aja ya, nanti kita ketemu terus cerita banyak!"
Begitu singkat ceritanya.
Makanya, Rara memutuskan datang meski rasanya otaknya tertinggal di rumah memikirkan skripsi yang tak kunjung menemukan solusi. Walau begitu, ia tetap berusaha mengatur perasaannya agar lebih ramah ketika sampai di acara pesta tunangan teman lamanya sewaktu SMA. Berbekal dengan janjian para teman, Rara bisa sampai di lokasi acara berkat tumpangan yang ditawarkan secara suka rela oleh teman-temannya. Setidaknya ada kemudahan yang bisa didapatkan Rara kala menghadiri acar penting ini.
Sesampai di sana bahkan Rara dan Olivia begitu heboh kala bertatap muka langsung.
"Raaa!! Kangen banget gue sama lo!"
"Gue juga!! Parah anjir, Oliv ninggalin gue jomblo sendirian!"
Kemudian sempat tertawa sebentar sebelum berpisah lantaran Olivia harus menyambut tamu yang lain, jadi si Gadis Peran Utama dalam acaranya menyuruh Rara dan teman-teman untuk pergi ke stan makanan agar bisa menyantap sajian yang disediakan Tuan Rumah.
Yah, itu setting takdir yang masih termasuk benar dalam sudut pandang Rara, sampai tidak sengaja ia ditolong oleh seseorang lantaran nyaris menabrak seorang pelayan. Awalnya sih baik-baik saja sampai tak sengaja bertatapan..., ia malah dipertemukan lagi oleh seseorang yang sejak kemarin ia lihat dalam sebuah skenario kebetulan.
Sumpah, Rara sampai bingung ingin mengutuk siapa atas jalan takdir ini.
"Mas, ngapain di sini?" tanya Rara dengan nada yang tetap berusaha ia kontrol lantaran terlalu syok.
Dhanu cuma mengembuskan napas pasrah seraya memegangi kepalanya. "Saya datang ke acara teman saya, pihak laki-lakinya teman saya. Kamu?"
"Saya disuruh datang sama pihak perempuannya," balas Rara cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity: Undercover Fate
General Fiction[TAMAT - SUDAH TERBIT] Percaya kebetulan? Atau, lebih percaya semuanya sudah digariskan takdir? Tapi, kalau setiap pertemuan dan percakapan acak terjadi dalam sebuah kebetulan, bagaimana? Itu memang kebetulan atau takdir? "Tatapannya nusuk banget, k...