[42] Roda Semesta

6.4K 1.1K 283
                                    

Seiring waktu berjalan, maka keadaan tampak seperti semesta berputar mirip roda yang berputar pada porosnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seiring waktu berjalan, maka keadaan tampak seperti semesta berputar mirip roda yang berputar pada porosnya.

.

Waktu berjalan cepat sekali, tahu-tahu hari ini Rara sudah berhasil melalui seminar hasil.

Rasanya setiap Rara menjadi saksi hari ini, ia selalu melamunkan banyak hal. Perihal masa awal Tugas Akhir, kebimbangan memikirkan judul Tugas Akhir yang tepat, selalu setia menunggu dosen pembimbing di koridor prodi, begadang mencari banyak jurnal demi riset, jatuh bangun mengerjakan proyek program sambil menyelesaikan laporan sampai tidak bisa tidur dengan tenang, sampai di titik ia begitu kelelahan sampai menangis terus dan nyaris menyerah, lalu uluran tangan milik seseorang yang membuatnya membuka mata dan bertemu dengan banyak orang baik.

Tama yang membantu nyaris keseluruhan proyek dan selalu sabar selama mengajari Rara.

Wildan yang selalu mengawasinya—meski sekarang mereka seperti sedang bermusuhan—dan peduli selayaknya teman sejati.

Jeff dan Johnny yang selalu menghiburnya dengan canda tawanya dan kejahilan yang tak ada habisnya.

Joy yang selalu semangat berapi-api jika mereka bertemu.

Khalif yang selalu tersenyum menyapanya sebagai suntikan semangat.

Terkadang, Sarah, Mia, dan beberapa teman di kelasnya mengabari dan mendukungnya.

Rara jadi ingin menangis meraung-raung kalau mengingatnya. Sejak tadi pagi ia gugup setengah mati, jantungnya berdebar seperti mau berperang, kakinya pun begitu bergetar gugup. Meski begitu, teman-temannya juga bersikap amat suportif, Jeff dan Johnny rela datang ke fakultasnya untuk memberikan semangat, Wildan—meski mereka belum saling bicara sejak insiden di festival radio—diam-diam menitipkan sekantung plastik putih berisi banyak makanan pada Sarah agar diberikan padanya sebagai sarapan, lalu Joy secara terbuka menyampaikan ucapan semangatnya di siaran radio segmen khusus miliknya, sedangkan Tama ia hanya bisa menyemangati Rara lewat WhatsApp sambil mengatakan kalau jadwal sidang skripsinya diundur.

Yah, waktu sudah berjalan jauh sekali. Ia telah melalui banyak hal yang tak pernah bisa ia duga, rencana Tuhan mana ada yang tahu.

Tapi ada hal yang lebih mengesalkan sih, sukses membuat Rara kepikiran setengah mati akibat rasa gondok yang tak tertahankan.

"Ra, lo tahu nggak kalau Wildan udah maju seminar hasil duluan dua hari lalu?"

"Hah, demi apa?"

Akibat pertanyaan random Jeff yang tiba-tiba berubah menjadi fakta mengejutkan, sekarang kekesalan Rara pada Wildan makin memuncak. Bukan apa-apa, Wildan memang berhak atas segala pilihan hidupnya dan berhak mengambil keputusan sendiri tanpa campur tangan siapapun. Rara juga bukan merasa didahului oleh keadaan karena ini bukan arena balapan, hanya saja... terkadang ia sedikit merasa terkhianati dengan Wildan yang tidak memberitahu kabar baik ini. Maksudnya, apa Wildan benar-benar ingin bermusuhan dengannya untuk selamanya?

Serendipity: Undercover FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang