Kadang kita perlu melihat dari sudut pandang yang lain untuk memahami sesuatu.
.
―Perspektif Rara.
"Masih ngurusin apa lagi sih kamu? Bikin PPT buat besok presentasi? Bukannya udah bikin?"
Naresh mendelik sebentar ke arah laptop Rara, lalu sekilas mendapati Rara tidak sedang membuka aplikasi power point lantaran gadis itu langsung menjauhkan laptopnya dari pandangan Naresh. Kontan saja membuat cowok itu seketika mendelik curiga.
"Ngapain lagi itu? Kamu lagi baca novel porno ya?" tuding Naresh.
"Kurang kerjaan amat baca begituan!" seru Rara. Lalu sambil mengibaskan tangan untuk menyuruh Naresh menjauh ia bilang, "Sana ah, Mas! Ganggu aja!"
"Mau nonton koreaan ya? Dibilangin jangan kebanyakan nonton koreaan, makin halu entar!"
"Aku udah lama nggak koreaan, Mas!"
"Lah, terus ngapain?"
"Suka-suka aku lah!"
Naresh masih memandang adiknya aneh ketika Rara sudah menjaga jarak sejauh mungkin dengannya. Bahkan tampak Rara memainkan laptop sambil sembunyi-sembunyi tepat di depan Naresh. Gimana nggak curiga kalau begini?
"Kamu kayak lagi transaksi pasar gelap, tahu nggak?" komentar Naresh.
"Loh, emang lagi transaksi kok," balas Rara enteng.
"Hah? Transaksi apaan?"
"Transaksi jual beli ginjal Mas Naresh."
'Buk!'
Iya, yang tadi itu bunyi bantal sofa yang melayang tepat sasaran ke arah kepala Rara setelah cewek itu berkata demikian. Sukses membuat Rara langsung jatuh tersungkur dari posisi duduknya di lantai ruang tamu. Pun Rara langsung berteriak kesal saat tahu siapa pelakunya, siapa lagi kalau bukan.
"Aduh, Mas Naresh!!" teriak Rara emosi.
Naresh cuma membalas, "Lagian kalau ngomong sembarangan!"
"Ya, lagian daritadi Mas Naresh gangguin aku terus!"
Nah, kalau begini Naresh juga mati kutu.
Akhirnya Naresh bersedekap dan memilih menyerah dengan cara sombong—maksud hati sih biar harga dirinya tidak terluka gara-gara ucapan Rara yang memang benar. Tapi nyatanya laki-laki itu tetap penasaran setengah mati pada apa yang sedang Rara kerjaan.
Buktinya saja Naresh tetap duduk di depan Rara sambil memandang Rara yang fokus memandangi layar laptop. Sesekali juga tampak Rara mengetik sesuatu lalu dihapus lagi.
"Mas tuh kenapa sih ngeliatin aku terus?" tanya Rara akhirnya lantaran merasa risih.
"Mas lagi mikir," ujar Naresh singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity: Undercover Fate
General Fiction[TAMAT - SUDAH TERBIT] Percaya kebetulan? Atau, lebih percaya semuanya sudah digariskan takdir? Tapi, kalau setiap pertemuan dan percakapan acak terjadi dalam sebuah kebetulan, bagaimana? Itu memang kebetulan atau takdir? "Tatapannya nusuk banget, k...