Kadang berusaha menghadapi hal yang tidak disukai juga merupakan tantangan.
.
Dhanu menaruh tasnya di atas meja belajarnya begitu kakinya sudah menapaki area kamar. Tadi ia sudah menaruh pesanan bundanya di dapur, Bunda juga tampak senang sekali saat beliau melihat Dhanu sudah pulang membawa tentengan bungkus plastik putih berisi bakso pesanannya.
Cowok itu lalu duduk di kursi belajarnya sambil melepas kacamata, lalu menaruhnya di atas meja. Pun pandangannya berubah menerawang, mencoba mengingat apa yang ia lakukan tadi di halte ketika bersama Rara karena Dhanu tidak sengaja mendapati gadis itu menangis.
Terlebih ketika Dhanu secara tidak sengaja malah meluapkan apa yang sejak dulu mengganjalnya pada Rara.
"Saya bahkan nggak yakin sama diri saya sendiri," ungkap Rara saat itu. "Mencintai tuh capek, Mas."
"Kalau gitu berarti saya tipe orang yang nggak capek mencintai dong," balas Dhanu
Ia tahu kalau Rara merasa geli sendiri akan ucapan Dhanu kalau dilihat reaksinya yang mengenyitkan keningnya. Tapi cewek itu langsung mengontrol ekspresei wajahnya. "Yah, bagus. Itu tulus dan setia namanya. Mas hebat. Seharusnya mantan pacar Mas nggak boleh sia-siain kamu, Mas."
"Asalkan jangan sampai salah dalam jatuh cinta sama seseorang. Seharusnya kamu juga bersyukur seenggaknya kamu nggak salah orang buat jatuh cinta, jangan kayak saya."
Rara menoleh ke arah Dhanu dengan pandangan bingung. "Emang kamu kenapa?"
"Saya pernah jatuh cinta sama kakak cewek saya sendiri."
"Apa?"
Dhanu tidak menghiraukan ucapan terkejut Rara yang sekarang ternganga. Hal yang wajar kalau Rara terkejut bagi Dhanu, jelas saja. Jadi cowok itu hanya melanjutkan, "Kalau saya putus dengan perasaan masih berharap, kemungkinan perasaan saya yang dulu ke kakak saya bisa balik lagi."
Rara juga waktu itu masih berusaha menutupi mulutnya yang masih ternganga, lalu dengan nada tak habis pikirnya ia bilang, "Itu 'kan incest! Mas udah gila ya?!"
Iya, sekarang Dhanu sudah gila. Akhirnya Dhanu mengamini ucapan Rara tadi sore, pun cowok itu sepertinya jadi agak menyesal karena dengan cerobohnya malah menceritakan sisi lain dirinya pada Rara yang notabene hanya orang lain.
"Gila, gue bego banget," keluh Dhanu sambil memejamkan matanya dan mendengus.
Tapi kalau dipikir-pikir Rara bukan tipe yang gemar mencampuri urusan orang lain, juga bukan tipe yang akan menyebarkan pembicaraan personal karena ia merasa bukan urusannya. Setidaknya Dhanu juga bersyukur yang mendengarkan adalah Rara, bukan orang lain.
***
"Rara, bangun dong!"
"Hm."
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity: Undercover Fate
General Fiction[TAMAT - SUDAH TERBIT] Percaya kebetulan? Atau, lebih percaya semuanya sudah digariskan takdir? Tapi, kalau setiap pertemuan dan percakapan acak terjadi dalam sebuah kebetulan, bagaimana? Itu memang kebetulan atau takdir? "Tatapannya nusuk banget, k...