"Oke. Makasih buat semuanya."
Kalimat itu selalu terdengar menyenangkan setiap Dhanu mendengarnya sendiri dari Rara ketika ia mengantarnya pulang. Malam semakin larut, jadi ia tak bisa membiarkan anak gadis berada di luar lebih lama. Mobilnya sengaja diparkirkan di rumah Haikal, jadi ia bisa mengantar gadis itu dengan berjalan kaki.
"Sana istirahat," suruh Dhanu.
Rara mengangguk. "Oke. Selamat tinggal."
"Jangan bilang gitu," tekan Dhanu. "Selamat tinggal cuma buat orang yang nggak akan pernah ketemu lagi."
"Oke, ganti," ujar Rara. "Sampai ketemu lagi, Mas."
Hening.
Karena Dhanu seketika terbatuk pelan lantaran menahan senyum, lalu mengangguk pelan. "Yah, sampai ketemu lagi, Raya."
Melihat itu, mau tak mau senyum Rara mengembang. "Saya mau ketemu kamu besok, besoknya lagi, besoknya lagi, dan besoknya terus."
"Raya."
"Kenapa?"
"Saya juga mau kayak gitu."
[]
***
__________________
-- Ucapan Terima Kasih --
__________________
Halo semuanya! Semoga ending cerita ini tidak mengecewakan untuk siapapun yang membacanya ya. Akhirnya, setelah satu tahun sepuluh bulan cerita ini sudah menemukan muaranya. Tahun 2019 menjadi titik awal cerita bermula dan 2021 sudah mencapai hilir, aku amat bersyukur bisa menulis cerita ini sampai selesai. Ditulis saat aku baru mulai menggarap skripsi dan selesai ketika aku masih mencari jati diri. Semoga setelah selesainya cerita ini, aku juga bisa menemukan jati diriku seperti halnya Nararya Anindita dan Dhanurendra Akasha.
Banyak hal yang dilalui, banyak pelajaran juga yang dipetik. Semoga cerita ini selalu memiliki kesan dan bisa mengambil petikan pesan yang membekas setiap membacanya ya. Sejak awal, aku berencana menulis genre slice of life seperti ini agar bisa dinikmati para pembaca dan bisa memberikan suntikan semangat untuk siapapun yang membacanya. Atas izin Tuhan, alhamdulillah, akhirnya aku bisa menyelesaikan semuanya dengan baik. Jika Tuhan mengizinkan lagi, hal-hal baik akan segera datang buat kita yang selalu berusaha dan bertawakal.
Terima kasih kepada seluruh pembaca yang sudah selalu menantikan cerita ini sampai selesai. Terima kasih juga sudah selalu mendukung cerita ini lewat vote, komentar, review, follow akun wp/twitter/ig, dan memberikan pesan lewat wall wp atau dm. Work ini berkembang pelan-pelan, ibarat menanam bibit yang berkembang hari demi hari. Cerita ini juga begitu, dulu masih dibaca puluhan kali sekarang udah tak terhitung jumlahnya. Aku amat bersyukur atas semua dukungan kalian, karena tanpa kalian aku mungkin nggak akan selalu semangat untuk menulis ini sampai selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity: Undercover Fate
General Fiction[TAMAT - SUDAH TERBIT] Percaya kebetulan? Atau, lebih percaya semuanya sudah digariskan takdir? Tapi, kalau setiap pertemuan dan percakapan acak terjadi dalam sebuah kebetulan, bagaimana? Itu memang kebetulan atau takdir? "Tatapannya nusuk banget, k...