[10] Garis (1)

10K 1.5K 91
                                    

Perkara peristiwa yang terjadi nanti memang siapa yang tahu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perkara peristiwa yang terjadi nanti memang siapa yang tahu?

.

Menjadi mahasiswa akhir ternyata seberat ini rasanya.

Rara menatap matanya melalui cermin saku yang biasa ia bawa, kemudian ia merengut menyadari bahwa matanya sekarang sudah mirip seperti mata panda. Sudah terhitung tiga hari Rara tidak benar-benar tidur nyenyak lantaran matanya dibiarkan bekerja menatap laptop menyala demi mengambil data-data untuk diolah. Hari ini ia baru saja melakukan bimbingan dengan dosen pembimbingnya yang super sibuk, menghasilkan beberapa revisi baru dan perintah maju seminar proposal lebih cepat.

Akhirnya bisa maju seminar, batin Rara sambil ingin menangis tapi malu, karena masih berada di area kampus jadi ia tahan.

Kali ini Rara juga tidak bertemu Wildan. Masa bodohlah, cowok itu posisinya sudah tenang tinggal menunggu jadwal seminarnya.

Oh, Rara langsung ingat perkara jaket abu-abu yang misterius, jadi buru-buru ia mengecek tas kertas yang sedaritadi ia bawa. Kemarin saat ia membawa jaket itu pulang segera ia mencuci dan menyetrikanya, bahkan ibunya sukses heran dibuat Rara.

"Tumben amat, itu jaket pacar kamu ya?"

Maklum sajalah, Rara biasa mencuci dan menyetrika seminggu sekali.

Lebih baik sekarang Rara pergi ke stasiun radio untuk bertemu Jeff sebentar sebelum pulang. Cowok itu katanya membawakan sesuatu untuk Rara, mungkin jajanan baslok yang biasa dijual dekat Fakultas Kejuruan.

"Maaf Kak, Kak Jeff tadi langsung pergi."

"Heh, gitu ya? Ke mana?"

"Dosen pembimbingnya, Kak."

Rara ternganga ketika mendengar jawaban dari salah satu kru stasiun radio mengenai Jeff begitu ia sampai. Lalu Rara buru-buru mengecek ponselnya dan mendapati chat terakhir dari Jeff.

A Jeff Prasraya:

P

Ra

Batal dulu ya gue dicariin dosen pembimbing gue hari ini.

"Anjir, dikerjain gue," umpat Rara sambil menelan ludah. Lalu memandang lagi ke arah kru stasiun radio sambil tersenyum. "Kalau gitu, makasih ya."

"Iya, Kak. Sama-sama―loh, Kak Dhanu?"

"Ya ampun!"

Baru saja Rara berbalik, tubuh cewek itu langsung menabrak tubuh jangkung Dhanu yang ternyata sudah ada di belakangnya. "Bikin kaget aja!" seru Rara kaget.

"Kamu yang nggak lihat jalan kok," balas Dhanu sekenanya. Lalu ia beralih ke kru stasiun radio tadi sambil menyodorkan sebuah flashdisk. "Fany, gue minta file email surat radio yang masuk buat dibacain minggu ini."

Serendipity: Undercover FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang