[33] Si Remeh dan Si Rapuh

6.7K 1.1K 226
                                    

Sekelebat masa kelam yang datang mirip seperti mimpi buruk yang terulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekelebat masa kelam yang datang mirip seperti mimpi buruk yang terulang.

.

"Gue nggak pernah sudi pernah disukain sama orang kayak lo."

"Siapa? Nararya? Yakin dia bisa?"

"Dia emang bisa apa?"

"Sorry, tapi gue bahkan gak pernah lihat dia menonjol prestasinya. Kenapa gue harus percaya dia?"

"Lo tahu Nararya? Dia tuh contoh orang yang udah usaha sampai nangis darah, tapi hasilnya tetap nol besar."

"Ngapain lo susah-susah? Hasilnya 'kan tetap sama, nggak akan berubah."

"Nggak usah nyusahin diri sendiri, akhirnya usaha lo tetap sia-sia."

"Heh, dasar licik! Lo emang udah nggak bisa usaha yang benar ya, sampai kayak gini?!"

"Dasar curang!"

"Emang pantas lo nggak pernah berhasil!"

Tahu-tahu kelopak mata Rara terbuka lebar, tubuhnya gemetar dan dadanya kembang kempis. Refleks tangannya mengusap dadanya yang terasa berdebar dan menenangkan sekujur tubuhnya yang masih gemetar. Lagi, dipejamkan kedua matanya sejenak lalu menutup wajahnya dengan tangannya. Setiap saat Rara memang sering gelisah terutama kala bangun tidur, namun ia tidak pernah merasa gelisah sampai sebegininya.

Dilirik jam bekernya saat ini yang menunjukkan pukul 3 pagi, refleks ia menelan ludah demi membasahi tenggorokannya yang terasa kering.

Padahal sudah lama sekali, tapi ingatan kelam itu mendadak datang seperti terjadi kemarin sore.

Meski begitu, rasanya Rara tidak bisa menyalahkan keadaan yang terjadi saat ini. Perkara kemunculan Haris secara tiba-tiba, membawa rasa berdebar bercampur rasa sesak akibat sisa kenangan yang sama sekali patut dilupakan untuk selamanya sampai ia mati.

Buru-buru Rara meraih segelas air yang ada di meja nakas kemudian menandaskan isinya sampai habis.

Rara tidak pernah senang mengingat kenangan pahit.

Tentang punggung seorang gadis yang terbiasa diremehkan oleh dunia sampai merasa lelah.

***

"Gimana Rara?"

Tama menoleh ke arah Dhanu yang sedang memandangnya setelah bercakap-cakap panjang tentang proses pengerjaan Tugas Akhir. Waktu itu mereka tak sengaja berpapasan bertemu di stasiun radio lantaran Tama punya urusan dengan Johnny, sementara Dhanu baru saja menuntaskan siarannya. Jadilah mereka mengobrol panjang membicarakan kesibukan masing-masing.

Omong-omong, praktis seminggu sudah dilewati setelah Dhanu meminta bantuan pada Tama perihal Rara. Maka pertanyaan random itu rasanya jadi patut diajukan demi menuntaskan rasa kuriositas dalam diri si pria penyiar. Lagipula ada hal lain yang dirasa jadi amat mengkhawatirkan pada Rara dalam sudut pandang Dhanurendra. Entah apa, mungkin karena Dhanu sudah mendengar sedikit cerita Rara dari Olivia minggu lalu.

Serendipity: Undercover FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang