Hari lahir itu cuma ada setahun sekali.
.
Sebenarnya sepanjang waktu ini, hidup Rara masih tergolong tenang-tenang saja meski dalam relung terdalamnya terkadang masih merasa panik dengan keadaan skripsinya yang tanpa kemajuan.
Namun belakangan Rara merasa orang-orang begitu sibuk berbisik-bisik, terutama di kalangan para penggemar sekaligus pendengar setia siaran radio 'Dear U'. Pasalnya di manapun ia berada, desas-desus yang mereka bicarakan sepertinya sedang jadi bahan topik panas.
"Katanya, ada DJ radio 'Dear U' yang mau ultah besok."
"Curiga sih, ini mereka lagi ada program prank kayak tahun lalu."
"Tapi, kemarin gue ngecek tanggalan yang ada di depan stasiun radio emang ada yang ultah loh."
"Kira-kira, siapa ya? Bulan kemarin soalnya Kak Faiz juga ultah."
"Tapi, kalau bisa nebak siapa DJ radio yang ultah besok, bakalan dapat hadiah loh."
"Emang apaan hadiahnya?"
"Ditransfer duit lima ratus ribu."
"Anjir! Lumayan buat suntikan dana di kos-kosan dong!"
Kemudian para kumpulan pendengar setia yang sempat Rara curi dengar itu berseru antusias atas hadiah yang disebutkan.
"Lo mau ikutan tebak-tebakan siapa yang ultah besok di radio ya?"
Sekarang giliran Wildan yang mengerutkan keningnya heran, kala Rara iseng bertanya mengenai siapa yang akan berulang tahun besok di kalangan para penyiar radio. Entah pertanyaan Rara yang terlalu mudah ditebak oleh Wildan, atau Wildan sudah memperkirakan kalau cewek ini akan menanyakan hal ini padanya? Ya ampun.
"Penasaran doang, gue nggak ada niatan ikutan begitu," ujar Rara, meski dalam benaknya ada sedikit rasa ingin yang segara ia abaikan.
Lagipula, buat apa? Uang lima ratus ribu memang menggiurkan, tapi Rara malas. Kalaupun semisal DJ radionya yang berulang tahun itu Jeff atau Johnny, itu adalah tidak mungkin. Kalau itu terjadi, maka seharusnya jauh-jauh hari Rara sudah berpusing-pusing ria memikirkan kado apa yang harus ia berikan pada dua lelaki bodyguard-nya tersebut.
"Lo penasaran doang 'kan? Gue tahu siapa," sahut Wildan tanpa ragu. "Tapi jangan bilang siapa-siapa."
Refleks manik mata Rara memincing ingin tahu. Yah, maklum saja Rara 'kan juga ingin ikut-ikutan heboh meski Rara kalau dikasih tahu yang mana orangnya, ia tidak tahu karena tidak kenal. "Siapa?"
Lalu Wildan segera mencondongkan tubuhnya sedikit pada Rara. "Sini gue bisikin."
Kontan saja gadis itu menurut dan segera mendekatkan telinganya pada Wildan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity: Undercover Fate
General Fiction[TAMAT - SUDAH TERBIT] Percaya kebetulan? Atau, lebih percaya semuanya sudah digariskan takdir? Tapi, kalau setiap pertemuan dan percakapan acak terjadi dalam sebuah kebetulan, bagaimana? Itu memang kebetulan atau takdir? "Tatapannya nusuk banget, k...