Entah ke mana lagi ingin bermuara, matahari di ujung senja pada pengujung hari akan selalu menyambut.
.
"Lain kali pergi bareng lagi."
"Ke mana?"
"Ke mana aja."
"Apa nggak bangkrut pergi mulu?"
"Nggak apa-apa. Saya orang kaya."
"Cih, sombongnyaaa!"
Percakapan remeh antara Dhanu dan Rara waktu itu sukses menciptakan gelak tawa di tengah menyantap kentang goreng di resto cepat saji yang tersedia dua puluh empat jam. Malam itu berakhir panjang meski tak banyak hal yang terjadi, Rara yang tetap berpegang teguh pada rasa rendah diri tak berujung, sementara Dhanu mencoba melangkah perlahan seraya membereskan sisa-sisa keraguan yang sempat muncul dalam benak. Meski begitu, mereka menikmati sisa waktu di pengujung hari sampai nyaris menyentuh tengah malam.
Setelah mereka melewati malam itu, begitu Rara sampai di rumah ia mendapati notifikasinya penuh secara otomatis. Pun saat diperiksa, ia melihat kontak Dhanu berada di paling atas berisi kiriman foto-foto Rara yang diambil olehnya. Membuatnya sempat teringat kalau laki-laki itu menawarkan diri untuk mengambil gambarnya, mungkin ia paham naluri perempuan yang begitu pede dengan latar pemandangan indah.
"Aww, cakep banget fotonya yang di IG! Siapa yang ambil foto tuh?"
Saat melakukan panggilan video grup bersama Emma, Olivia, Amelia dan Farah di lain waktu, Rara mendapat banyak suara menggoda dari mereka yang sibuk heboh sendiri. Terutama Amelia yang paling heboh lantaran merasa ketinggalan banyak berita, lain halnya dengan Olivia yang cuma terkekeh gemas.
Sejujurnya waktu Rara memutuskan untuk mengunggah foto yang diambil oleh Dhanu, ia sedikit ragu. Tetapi, sejauh ini Rara tak pernah mengeposkan apapun di akun Instagram, dan ucapan Dhanu saat mereka sempat membicarakan hal ini sukses mematahkan keraguannya.
"Posting aja. Nggak semua orang peduli sama apa yang kita posting, tapi kalau ada yang komentar tandanya mereka peduli. Lagian fotonya juga bagus kok," komentar Dhanu sambil memerhatikan foto yang Rara lihat di ponselnya. "Soalnya saya yang ambil fotonya."
"Biasanya muka saya jelek soalnya," bisik Rara pelan sambil terus memerhatikan potret dirinya dengan wajah berkerut,
Yang sayangnya Dhanu langsung mendengarnya dan bereaksi gusar, "Siapa sih yang bilang kamu jelek?"
"Saya," jawab Rara tanpa ragu.
Dhanu memerhatikan Rara sebentar, lalu mengujar tanpa ragu, "Kamu cantik kata Bunda. Oke?"
Detik itu juga walau rasanya jantung Rara seperti berhenti berdetak, raut mukanya seketika berkerut diikuti matanya yang menyipit. "Jangan pikir saya gampang dibegoin ya," balas Rara dongkol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity: Undercover Fate
General Fiction[TAMAT - SUDAH TERBIT] Percaya kebetulan? Atau, lebih percaya semuanya sudah digariskan takdir? Tapi, kalau setiap pertemuan dan percakapan acak terjadi dalam sebuah kebetulan, bagaimana? Itu memang kebetulan atau takdir? "Tatapannya nusuk banget, k...