Meratapi kesedihan terus-menerus tidak selamanya baik karena dunia tidak akan pernah memusatkan perhatiannya padamu.
.
Mau bagaimanapun, hubungan antara Nararya Anindita dan Dhanurendra Akasha pasti begitu terlihat membingungkan di mata siapapun.
Mereka tidak bisa dikatakan dekat. Baik Rara maupun Dhanu, mereka tidak pernah mendeklarasikan bahwa mereka berteman dekat. Mereka tidak pernah mengumbar seperti, "Oh, gue kenal Dhanurendra Akasha si DJ radio 'Dear U' itu." atau, "Nararya? Gue tahu." Tidak, mereka bahkan merasa itu bukan hal yang harus dipamerkan. Memang apa hebatnya? Mereka sama-sama orang biasa, hubungan mereka terjadi secara kebetulan yang berturut, sehingga berjalan sampai sejauh ini.
Mereka juga bukan hidup dalam bermain petak umpat, mereka tidak berusaha menyembunyikan hubungan mereka seperti apa jika ditanya. Paling hanya terdiam lantaran terlalu bingung untuk mendeskripsikan hubungan seperti apa diantara mereka, lalu menjawab seadanya selayak itu bukan hal tabu. "Teman."
Memang bukan hal tabu, tapi mungkin akan menjadi amat membingungkan jika orang sekeliling mereka yang mengetahuinya. Termasuk Johnny, Jeff, dan Wildan.
Begini, mereka telah terlalu mengenal masing-masing dari mereka seperti apa perangainya. Jika disimpulkan seluruhnya dan dibandingkan dengan jawaban umum milik mereka, maka jawabannya tidak mungkin.
Tapi sejatinya itu hanya terbayang dalam benak Rara dan Dhanu sendiri, mungkin kalau mereka bertiga mengetahui kenyataan itu tidak akan terlalu terkejut dan justru amat memakluminya.
Namun, yah, tetap saja. Itu agaknya jadi sedikit meresahkan, tapi ya sudahlah.
Omong-omong, sisa waktu akhir pekan kemarin rupanya dihabiskan oleh Dhanu dan Rara untuk mampir ke rumah Haikal. Lalu membiarkan Dhanu menonton Haikal, Zahra—adiknya Haikal, dan Rara bermain karaoke di ruang tamu dimulai dengan tema lagu era 80-an.
"Yang, hujan turun lagi. Di bawah payung hitam kuberlindung." (Ratih Purwasih – Antara Benci dan Rindu)
"Cintaku bukan sebuah gaun. Bila telah hilang indahnya, dapat kau beli yang baru." (Ratih Purwasih – Jangan Tangan Yang Bicara)
Jangan tanya bagaimana bisa mereka semua hapal, orangtua mereka 'kan hidup di generasi itu dan lagunya kerap diputar setiap akhir pekan. Jadilah mereka tanpa disuruh sudah pasti hapal betul liriknya. Kemudian mereka kembali karaoke dengan lagu era tahun 2000an yang lebih modern.
"Kemesraan ini, janganlah cepat berlalu." (Iwan Fals ft. Titiek Hamzah – Kemesraan)
"Bila yang tertulis untukku, adalah yang terbaik untukmu. 'Kan kujadikan kau kenangan yang terindah dalam hidupku." (Samson – Kenangan Terindah)
Terlebih dari itu, Dhanu dapat melihat raut wajah Rara yang bahagia dengan begitu hiperaktifnya. Bagaimana tidak, cewek itu kerap kali melompat-lompat seru bersama Zahra dan Haikal sambil terus menyanyi dengan lihai. Sesekali mereka tertawa begitu lagunya selesai, menertawai suara sumbang masing-masing lalu melanjutkannya lagi. Lelaki itu jelas lebih memilih duduk diam lantaran malu meski dalam dirinya juga ingin ikut bergabung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity: Undercover Fate
General Fiction[TAMAT - SUDAH TERBIT] Percaya kebetulan? Atau, lebih percaya semuanya sudah digariskan takdir? Tapi, kalau setiap pertemuan dan percakapan acak terjadi dalam sebuah kebetulan, bagaimana? Itu memang kebetulan atau takdir? "Tatapannya nusuk banget, k...