Semuanya diawali dengan perubahan bagaimana cara pandang kita bekerja.
.
"Sebenarnya ada yang mau saya tanyain."
"Apa?"
"Hm..., tapi saya nggak tahu apa kamu mau jawab atau nggak."
Waktu Dhanu sedang sibuk menatap jalan raya yang ramai, disempatkan menoleh sebentar ke arah Rara yang tampak sedang menimang-nimang tanpa memandangnya.
"Asal nanyanya jangan bikin jantungan," ucap Dhanu akhirnya.
"Kalau gitu, nggak jadi."
"Raya."
"Beresiko rem mendadak pas lagi nyetir."
Tepat jalanan mulai padat ketika hendak berbelok menuju arah kampus, Dhanu menoleh ke arah Rara yang saat ini meliriknya.
"Jadi, apa?"
Rara langsung menoleh ke arah Dhanu. "Gimana hubungan kamu sama Kak Jani sekarang?"
Benar saja. Pertanyaan itu sungguh berada di luar dugaan Dhanu, meski nyatanya tak membuatnya seketika mengerem mendadak. Waktu itu jalanan berubah menjadi lebih macet, sehingga manik mata Dhanu belum lepas sepenuhnya dari Rara yang tampak menyengir canggung. Kalau dilihat dari sorot mata laki-laki itu sepertinya sulit untuk didefinisikan, jadi Rara buru-buru berpaling.
"'Kan kaget," gumam Rara. "Itu cuma pertanyaan yang sebenarnya nggak perlu dijawab soalnya kayak ke ranah privasi, jadi nggak dijawab juga nggak apa-apa. Mungkin saya terlalu ikut campur, maafin saya."
Rara tak mengatakan apa-apa lagi. Cewek itu memilih menatap lurus jalanan yang masih macet, mengabaikan Dhanu yang saat ini seperti tampak kehabisan kata.
Walau begitu, sekarang nyatanya sukses membuat Dhanu kepikiran setengah mati. Bukan karena tak bisa menjawabnya lantaran masih ada rasa yang tertinggal pada kakaknya-perkara ini bahkan sudah sempat terlupakan begitu saja, tetapi pemuda itu baru menyadari tentang apa yang dipikirkan Rara sebenarnya. Sejauh ini ia belum sepenuhnya memikirkan apa yang Rara pikirkan tentangnya, karena diantara tujuan ia memilih Rara adalah ia ingin melindungi gadis itu sepenuhnya.
Rara berhak bertanya karena Dhanu sudah menarik gadis itu ke dunianya, gadis itu juga berhak untuk tahu segalanya mengenai pemuda itu. Tak ada lagi yang bisa ditutupi sekarang, sejak ajakan pacaran itu sudah seharusnya mereka berkomitmen untuk menceritakan segalanya yang ingin diketahui selama bukan yang terlalu privasi. Hal seperti ini memang membutuhkan waktu untuk belajar.
Dhanu tahu Rara masih menjaga jarak karena ingin mencoba bersikap sewajarnya. Ia juga tahu kalau gadis itu amat berhati-hati karena takut pertengkaran mereka dahulu terulang lagi akibat pertanyaan seperti ini. Jelas saja secara tak langsung lelaki itu lagi-lagi merasa bersalah atas sikapnya dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity: Undercover Fate
General Fiction[TAMAT - SUDAH TERBIT] Percaya kebetulan? Atau, lebih percaya semuanya sudah digariskan takdir? Tapi, kalau setiap pertemuan dan percakapan acak terjadi dalam sebuah kebetulan, bagaimana? Itu memang kebetulan atau takdir? "Tatapannya nusuk banget, k...