vote and coment jangan pelit ya brow <3
Follow instagram :
@cutajafbryntari
@wattpadmums
@ragapramudhitaa
@jiwabirdellaa
@aksa.laksmana
@bryan.adinata
@ubayrajana
***
"Rachel Wirdya."
"Hadir buk." Saut seorang murid.
"Raga Pramudhita."
Hening.
"Raga Pramudhita." Ulang buk Sonnah sedikit berteriak.
Lagi dan lagi, hanya keheningan yang menjawab.
Buk Sonnah menghela nafas gusar, menatap kursi barisan paling belakang yang kosong. "Raga, Bryan, Ubay dan Aksa mana?" Tanya buk Sonnah.
Hening. Tak ada murid yang berani bersuara apa lagi jika menyangkut NAKOPRA. Mereka tak mau cari mati.
"Mereka bolos lagi?!" Kesabaran buk Sonnah tampaknya sudah diambang batas. Ia membenarkan posisi kacamatanya, sambil memegang kepalanya yang terasa pusing karena memikirkan ulah empat muridnya yang kelewat nakal itu.
"Setiap hari selalu bolos, cari masalah, tawuran! Susah banget diatur mereka itu. Enggak mencerminkan sosok murid yang sebenarnya. Mereka lebih ke preman yang nyamar jadi murid!" Omel buk Sonnah.
"Sementang Ayahnya pemilik sekolah ini, Raga jadi seenaknya aja. Raga gak boleh dibiarin terlalu lama seperti ini, bisa hancur masa depannya." Buk Sonnah jadi kesal sendiri.
Semua murid diam menatap buk Sonnah yang tampak kalut dengan emosinya.
"Ini lagi, siapa yang piket hari ini? Kenapa sampah masih berserakan?!" Teriak buk Sonnah. Menatap tumpukan sampah yang berserakan.
"Siapa yang piket?" Tanyanya lagi.
Jiwa dengan berat hati mengangkat tangannya. "Saya buk." Ucapnya takut-takut.
"Ngapain aja kamu dari tadi? Kenapa gak dibuang sampahnya? Tau kan tugas piket itu apa?"
"Tau buk." Jawab Jiwa pelan.
"Terus kalau tau kenapa sampah gak dibuang? Kenapa dibiarin begitu aja? Nanti kalau bau terus mengundang lalat gimana? Kebersihan itu penting! Ingat, kebersihan adalah sebagian dari iman!"
"Maaf buk, ijin buang sampah dulu." Permisi Jiwa, membawa tumpukan sampah ke belakang area sekolah. Area itu khusus tempat pembuangan sampah yang nantinya akan dibakar atau diambil oleh petugas sampah.
"Ih bau." Jiwa melempar tumpukan sampah itu.
"Iya aman, tenang aja." Suara seorang gadis di balik pagar membuat Jiwa penasaran karena tak asing dengan suaranya.
Jiwa mengintip pada sela-sela pagar, ia melihat sosok Zanna sedang berbincang dengan David. Tampak serius keduanya berbicara. Jiwa menyipitkan matanya berusaha menangkap pergerakan keduanya yang terlihat intens. Diakhir perbincangan, David tampak memeluk Zanna.
Jiwa mundur dan bersembunyi di pohon besar saat Zanna masuk ke area sekolah. Jiwa melihat langkah Zanna mengarah kearah markas NAKOPRA. Jiwa yakin Zanna pasti mau menemui Raga disana. Karena memang pasti sedang berada di markas NAKOPRA. Sudah biasa kalau anggota NAKOPRA itu selalu bolos di markas mereka.
Setelah Zanna masuk kedalam markas NAKOPRA, Jiwa membalikkan badannya kembali melihat sosok David namun lelaki itu sudah tak ada lagi. Sepertinya David sudah masuk ke area sekolahnya yang memang bersebrangan dengan SMA Pramudhita.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA DAN RAGA
Teen Fiction❝𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐮𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐚𝐤𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐭𝐮.❞ Raga Pramudhita, dikenal sebagai ketua komplotan NAKOPRA paling dihindari dan disegani. Nakal, kejam, susah diatur dan pergaulan bebas sudah melekat padanya...