20. TEROMBANG-AMBING

39.5K 2.8K 226
                                    

RAGA PRAMUDHITA

RAGA PRAMUDHITA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JIWA BIRDELLA

JIWA BIRDELLA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Lo yakin makan disini?" Raga tak yakin saat melihat gerobak nasi goreng di pinggir jalan. Tadi Jiwa mengajaknya atau lebih tepatnya merengek agar Raga mau makan di pinggir jalan. Tidak jauh, gerobak nasi goreng itu berada tepat di samping apartemen mereka.

"Kenapa gak yakin?" Jiwa balik bertanya.

Raga menatap gerobak nasi goreng dengan seorang pria paruh baya yang tengah menuangkan kecap manis di kuali. "Gue gak mau ah. Lo aja." Raga bergidik jijik.

"Raga ih! Dicoba dulu dong baru tau kan rasanya gimana? Tak kenal maka tak sayang!" Jiwa menahan Raga yang berniat berbalik arah.

"Gue gak mau makan di pinggir jalan. Gak higenis."

"Siapa bilang gak higenis?" Jiwa menunjuk gerobak nasi goreng dengan dagunya. "Tuh liat, yang masak aja bersih gitu. Dicuci dulu sayurannya tuh, gerobaknya juga gak kotor kok. Jadi apanya yang gak higenis?" Jiwa menatap Raga dari samping. Raga menatap gerobak itu dengan tatapan tak bersahabat, berusaha mencerna ucapan Jiwa.

Benar memang, gerobak itu tidak kotor dan pedagangnya memasak dengan baik tidak ada masalah. Tapi masalahnya ada di Raga. Raga merasa jijik makan di pinggir jalan. Raga tidak suka. Raga menganggap makanan dipinggir jalan itu tidak baik dan tidak higenis.

"Gak usah lah makan disitu. Makan di restauran aja atau pesen aja udah." Raga berbalik arah dan berjalan membelakangi Jiwa. Baru tiga langkah Raga berhenti saat dirasa Jiwa tidak mengikuti langkahnya. Raga mendengus dan berbalik arah menatap Jiwa yang sedang berkacak pinggang.

"Kenapa lagi?" Tanya Raga.

"Kamu yang kenapa? Makanan dipinggir jalan itu gak kayak yang kamu pikirin, Raga. Gak semuanya gak higenis."

"Iya lo makan aja sana. Jangan nangis ntar kalau perut lo sakit." Acuh Raga.

"Kok gitu sih? Kamu gak pernah ya ngertiin aku. Padahal aku cuma minta makan nasi goreng itu doang tapi kamu gak mau. Dari kemarin-kemarin aku kepingin nasi goreng itu. Apa kamu peduli? Gak! Kamu cuma peduli sama Zanna!" Jiwa berjalan dengan kesal yang menumpuk kearah gerobak nasi goreng dan langsung duduk di kursi plastik yang tersedia disana. Tidak peduli dengan Raga yang ia tinggal.

JIWA DAN RAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang