05. SAH!

58.8K 4.4K 424
                                    

vote dulu yuk brow sebelum baca & coment yang banyak yaaa <3

follow wattpad : cutajafebryantari

follow instagram :
@cutajafbryntari
@wattpadmums
@ragapramudhitaa
@jiwabirdellaa
@aksa.laksmana
@bryan.adinata
@ubayrajana

***

"Bagaimana para saksi?"

"Sah!!"

"Alhamdulillah, sekarang kalian berdua sudah resmi sebagai sepasang suami istri." Ucap sang penghulu.

Jiwa mengembangkan senyumnya. Setidaknya ia harus tersenyum lebar di depan semua orang walau hatinya sedikit tergores karena menikah dengan cara seperti ini, menikah karena sebuah kecelakaan satu malam.

Jiwa mengambil tangan kanan Raga dan menyalami nya. Jiwa tersentak kala mendengar bisikan pelan dari Raga ditelinga nya. "Lo istri gue sekarang." Sontak Jiwa langsung menatap Raga namun lelaki itu hanya memicingkan bibirnya kearah Jiwa seolah menampilkan senyum kemenangan.

"Jiwa, kamu siap ini istirahat terus ya sayang jangan banyak gerak kamu lagi hamil muda." Jinan menasehati.

"Iya, bunda. Siap ini Jiwa langsung tidur kok."

"Langsung tidur ni?" Tanya Raga ambigu.

"Mau ngapain lagi? Jiwa butuh istirahat yang cukup, kandungan dia masih lemah." Timpal Riana.

"Malam pertama gitu?" Kekeh Raga pelan, padahal niatnya hanya bercanda tapi malah dapat pukulan keras dari Baron.

"Enggak ada malam pertama! Kan udah pernah."

"bercanda kali, pa."

Jiwa hanya bisa menundukkan kepalanya menahan malu.

"Yaudah, kami balik dulu. Kalian baik-baik disini ya. Jangan berantem-berantem." Pamit Jafar.

"Gak berantem lah om, emang kami anak kecil apa."

"Jangan salah, dulu kalian waktu kecil itu selalu berantem gak jelas."

"Itu kan dulu, om. Sekarang mah udah gede."

Jafar hanya terkekeh kecil mendengar ucapan Raga. Akhirnya, dalam waktu kurang lebih setengah jam ruangan apartemen yang di tempati Raga dan Jiwa bersih tak tersisa satu pun orang dan kini hanya tersisa Raga dan Jiwa.

"Seneng kan lo bisa nikah sama gue."

Jiwa yang sedang duduk di sofa pun langsung menoleh pada Raga yang baru saja selesai mengganti pakaiannya. Lelaki berbadan kekar itu melepas cincin yang terpasang di jari manisnya, meletakkan cincin itu diatas meja.

"Kok di lepas?" Tanya Jiwa.

"Gue gak mau lah orang-orang pada tau kalau gue udah nikah. Apa lagi sama lo." Ketus Raga.

Iya, Jiwa tahu betul Raga tidak pernah menyukainya. Tapi apa tidak bisa Raga mencoba menyukainya? Sekarang bukankah Jiwa adalah istrinya? Namun Jiwa sadar, hati Raga bukanlah untuknya. Tapi untuk gadis lain.

"Tapi kan kenyataannya kita udah nikah," melas Jiwa pelan.

"Iya namanya juga kecelakaan, gue juga gak sengaja kali hamilin lo. Ogah lebih tepatnya. Ya lo juga tau kan itu gara-gara gue kalah main game jadi kena hukuman minum obat perangsang. Idenya si Ubay sialan tu."

JIWA DAN RAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang