"Kenapa Pa?" Tanya Raga agak gelisah.
Baron tertawa lepas, lalu menepuk pundak Raga beberapa kali. "Papa bangga sama kamu."
"Hah?" Raga semakin bingung dengan sikap ayahnya itu.
"Raga kenapa, Pa? Raga ada bikin salah?" Tanyanya sangat takut.
"Papa bangga karena kamu bisa jadi kepala keluarga yang baik untuk Jiwa dan calon anak kamu."
Raga hanya diam, membiarkan sang ayah melanjutkan ucapannya.
"Kamu kerja kan selama ini?"
Raga mengangguk sedikit ragu.
"Kamu udah berusaha jadi lebih baik demi keluarga kecil kamu. Papa bangga. Seperti itu lah yang Papa inginkan dari kamu. Bisa bertanggung jawab bukan cuma nikahin Jiwa, tapi juga menafkahinya."
"Mama juga bangga sama anak Mama ini, kamu udah mulai dewasa." Riana mengelus rambut Raga.
"Iya, Ma." Raga meraih dan menggenggam tangan Riana.
"Papa udah liat banyak perubahan di diri kamu. Jadi Papa pikir udah cukup Papa kasih kamu pelajaran atas kesalahan kamu. Papa kasih kamu tanggung jawab baru."
Raga mengerutkan keningnya. Lagi? Tapi apa? Bukannya sudah semua?
"Satu perusahaan dan satu bisnis di bidang restauran Papa kasih untuk kamu. Papa harap kamu bisa bertanggung jawab untuk itu."
"Pa?" Raga tak percaya. "Tapi Raga udah kerja, Pa. Gak usah--"
"Kerja kamu itu berapa sih gajinya? Lagian kamu itu anak Papa. Anaknya Baron Pramudhita! Papa gak mau nyiksa kamu. Kamu berhak dapatin itu semua. Sekarang, semua fasilitas yang sempat Papa cabut, Papa balikin lagi ke kamu."
"Sekolah Raga gimana Pa?" Tanya Raga.
"Dua bulan lagi kamu tamat, kan? Jadi gak masalah. Lagian kamu bisa handle semua pekerjaan dari rumah."
"Terima aja ya, sayang. Itu juga hak kamu. Lagian nanti kalau Papa kamu mati, semua aset keluarga kita diwariskan ke kamu."
Baron menoleh cepat pada Riana. "Kamu mau cepat-cepat aku mati?"
"Enggak, sayang. Bukan itu maksudnya."
"Riana ihhh!" Rengek Baron seperti anak kecil. Hal itu membuat orang seisi meja menahan tawa. Tidak ingat umur si Baron!
"Ternyata turunan dari Papa kamu ya?" Bisik Jiwa pada Raga dengan kekehan kecil.
"Kayaknya sih gitu, Ji." Balas Raga juga berbisik.
"Ingat umur, Baron! Udah mau jadi kakek loh kamu!" Ejek Jafar.
"Emang kayak gini si Baron, asal kalian tau aja. Kalau diluar keliatan cuek tapi aslinya manja banget dia sama aku." Ujar Riana.
"Riana!" Tegur Baron.
[ 𝔧𝔦𝔴𝔞 𝔡𝔞𝔫 𝔯𝔞𝔤𝔞 ]
NAKOPRA [inti]
Ubay : halo semuanya 😘
Bryan : hai monyet 🤰
Ubay : dih emotnya mirip bumilnya Raga
Bryan : Jiwa maksud lo?
Ubay : lah emang Raga ngehamilin sapa lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA DAN RAGA
Teen Fiction❝𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐮𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐚𝐤𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐭𝐮.❞ Raga Pramudhita, dikenal sebagai ketua komplotan NAKOPRA paling dihindari dan disegani. Nakal, kejam, susah diatur dan pergaulan bebas sudah melekat padanya...