30. KEMBALI LAGI

34.3K 2.7K 351
                                    

vote and coment ya brow <3

follow instagram :
@cutajafbryntari
@wattpadmums

***

"Dia istri gue, Sa. Lo tau itu kan?" Raga bersuara. Membuat suasana seketika menjadi hening dan mencekam.

Pandangan Raga dan Aksa sama-sama bertemu dalam diam seakan ada benteng pertahanan diantara keduanya. Ubay dan Bryan yang ada disana pun merasakan suasana yang begitu mencekam.

"Aksa cuma mau bantuin Jiwa doang kali, Ga. Gak usah cemburu gitu sama temen sendiri." Ucap Bryan namun Raga sama sekali tidak bergeming.

"Bener tuh, mana mungkin Aksa suka sama Jiwa? Lo tenang aja, Jiwa gak akan di rebut Aksa." Ubay ikut bersuara.

"Dia suka." Raga bersuara dengan mengangkat dagunya angkuh kepada Aksa.

"Dia suka sama Jiwa." Raga memperjelas.

Ubay dan Bryan saling bertatapan satu sama lain. Tidak heran pikir mereka. Lantaran sikap Aksa selalu saja berbeda saat bersama Jiwa dan itu sudah lama Ubay dan Bryan curigai.

Ubay tertawa garing sambil menepuk pundak Raga. "Wajar lah kalau cuma suka doang. Yang penting kan Jiwa sukanya sama lo. Lagian, gak ngaruh juga kan di elo kalau Aksa suka sama Jiwa?"

"Gue gak suka aja. Dari sekian banyak cewek di muka bumi ini kenapa harus Jiwa?" Raga menaikkan sebelah alisnya menatap sinis pada Aksa.

Sedangkan Aksa yang ada di hadapan Raga hanya diam. Seperti biasanya. Tidak bergeming sama sekali dengan wajahnya yang datar.

"Lagian lo Sa, udah tau Jiwa istrinya Raga temen lo sendiri. Ngapain masih lo sukain juga sih? Move on aja lah, cewek banyak yang suka sama lo." Saran Bryan.

"Lo cemburu?" Aksa malah bertanya pada Raga.

Raga tertawa lepas. "Cemburu lo bilang? Gila aja. Sampai kapanpun juga gue gak bakal punya perasaan sama Jiwa. Jadi mau siapapun cowok yang suka sama dia gak bakal mempengaruhi gue." Ucapnya penuh percaya diri.

"Gak usah bohong, Ga." Aksa tahu ucapan Raga barusan itu tidak tulus dari hatinya. Raga itu lelaki yang sulit untuk menunjukkan perasannya dan Aksa sudah kenal dengan sifat Raga yang satu itu.

"Siapa yang bohong? Gue cuma gak mau lo masuk kedalam perangkap Jiwa, Sa. Gue gak mau lo jadi kayak gue."

"Jiwa gak kayak yang lo omongin dan lo tau itu, Ga. Kenapa harus bohong sama perasaan lo sendiri?"

Raga menelan salivanya. Aksa seakan bisa membaca pikirannya. "Terserah lo. Gue peringatin sama lo, lupain perasaan lo ke Jiwa karena pada akhirnya Jiwa akan tetap jadi milik gue."

Aksa tersenyum tipis mendengarnya. "Gue bisa tenang lupain Jiwa kalau lo udah memperlakukannya dengan baik."

Tangan Raga terkepal kuat. Menahan amarahnya yang meluap. Entah kenapa mengetahui ada lelaki lain yang menyukai Jiwa rasanya seperti ada hantaman kuat di dadanya. Sakit.

"Lo temen gue, anjing! Gila lo ya." Raga melempar pensil alis yang ia ambil sembarangan kearah Aksa.

"Temen rasa anjing?" Balas Aksa tertawa pelan.

"Bangsat." Umpat Raga sambil tertawa pelan juga.

"Gini kan adem liatnya. Gak kayak tadi berasa ni ruangan kayak neraka panasnya bukan main padahal ac nya full." Sambar Ubay.

"Emang pernah rasain gimana neraka?" Tanya Bryan.

"Amit-amit woi!" Ubay menendang lutut Bryan kuat.

"Ya mana tau orang kayak lo udah pernah rasain neraka duluan. Cocok sih muka lo kayak setan soalnya."

JIWA DAN RAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang