28. PELUKAN HANGAT

41.9K 2.7K 582
                                    

Vote and coment ya brow <3

Follow instagram :
@cutajafbryntari
@wattpadmums

***

Malam ini cuaca tampak buruk. Bulan ditutupi oleh hitamnya awan dan hujan deras disertai petir ditambah lagi dengan angin yang bertiup kencang sampai mengombang-ambingkan pohon.

 Bulan ditutupi oleh hitamnya awan dan hujan deras disertai petir ditambah lagi dengan angin yang bertiup kencang sampai mengombang-ambingkan pohon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiwa sedang berbaring meringkuk di tempat tidurnya. Gadis itu memeluk erat tubuhnya sendiri. Ketakutannya bertambah besar saat petir disertai padamnya lampu. Jiwa berteriak kencang.

"Aaaa!"

Bagaimana ini, Jiwa tidak dapat melihat apapun. Suasananya sangat gelap hanya ada cahaya petir yang sesekali menyambar dari jendela. Hujan pun jatuh semakin deras. Suaranya sangat bergemuruh membuat bulu kuduk Jiwa meremang.

Jiwa turun dari tempat tidurnya dan berjalan dengan meraba-raba. Gadis itu berjalan dengan mengandalkan instingnya. Punggungnya sampai menabrak meja solek. Semua barang yang ada di atas meja solek itu sampai jatuh berserakan dilantai.

Sendirian ditempat gelap dan sepi seperti ini membuat Jiwa semakin dilanda ketakutan. Hanya Raga yang dapat diandalkan. Tapi sedari tadi Raga sama sekali tidak muncul bahkan suaranya pun tidak terdengar. Sekarang sudah pukul setengah satu malam. Apa Raga sudah tidur?

Ingin rasanya Jiwa berlari ke kamar Raga namun enggan untuk dilakukannya. Setelah kejadian kemarin di acara pesta ulang tahun Zanna, Jiwa benar-benar menjauh dari Raga. Bahkan Jiwa tidak mau bicara dengan Raga. Saat lelaki itu bicara padanya Jiwa sama sekali tidak menanggapi.

Duarr!

"RAGAA!!!" Teriak Jiwa histeris sambil berjongkok di samping tempat tidurnya.

Suara petir menyambar begitu keras sampai membuat Jiwa melonjak ditempatnya. Jiwa mundur perlahan-lahan sambil menutup telinga dengan kedua telapak tangannya. Kedua matanya pun tertutup rapat. Jiwa sudah tidak tahan lagi, suasananya semakin mencekam dan mengerikan bak di film horor.

Kedua tangannya memeluk lutut dan wajahnya ia benamkan diatas lutut. Badannya bergetar hebat. Suara petir menyambar tidak henti-hentinya begitupun dengan suara gemuruh derasnya hujan.

"Raga.. hiks.." tangis Jiwa pecah. Gadis itu benar-benar merasa ketakutan.

"Raga.." racau Jiwa.

"Gue disini." Suara lembut khas lelaki itu mampu membuat gundah hati Jiwa reda seketika. Jiwa mengangkat tinggi-tinggi kepalanya.

Walaupun Jiwa tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas karena gelap, namun Jiwa yakin itu adalah Raga. Jiwa kenal jelas bagaimana suara Raga.

"Tenang, ada gu—"

Jiwa langsung memeluk erat tubuh Raga. Membenamkan wajahnya di dada bidang Raga. Rasanya sangat lega. Ketakutan Jiwa seketika langsung hilang.

"Aku takut.." adu Jiwa pada Raga bak anak kecil.

JIWA DAN RAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang