32. LUKA

40.3K 2.6K 234
                                    

vote and coment ya brow <3

follow wattpad : cutajafebryantari

follow instagram :
@cutajafbryntari
@wattpadmums

***

Lapangan Rajawali tampak gaduh dan bising. Suasananya sangat mencekam bak di film horor. Gelap dan dingin. Beberapa lelaki remaja sedang bergulat satu sama lain. Darah berjatuhan dimana-mana.

Ketika bunyi sirine mobil polisi mulai mendekat, mereka semua jadi heboh sendiri dan berusaha berlari untuk menyelamatkan diri.

Raga, lelaki yang sudah penuh lembam di wajahnya. Sudahlah, jangan tanyakan bagaimana keadaannya saat ini. Benar-benar berantakan dan kacau. Darah disekujur jaket jeans nya. Bahkan jaket yang berwarna aqua itu sampai berubah warna menjadi merah kental. Sudut bibir Raga pecah, mata kanannya biru dan membengkak. Jalannya pun agak pincang karena kaki kirinya terluka cukup parah.

Raga memandangi sejenak pada David yang tengah tergeletak tak berdaya di aspal akibat hantaman yang diberikan Raga. David bahkan jauh lebih parah keadaannya dari pada Raga. David sampai pingsan.

"Ga! Cabut!" Teriak Bryan kencang saat melihat Raga yang belum bergerak dari tempatnya.

"Ga! Polisi, Ga!" Ubay berusaha menyadarkan Raga.

Saat Raga ingin melangkah untuk kabur, tiba-tiba tubuhnya sudah lebih dulu di dekap oleh seorang polisi.

Raga tertangkap polisi. Begitu juga dengan Aksa dan juga beberapa anggota NAKOPRA lainnya beserta anggota VAGAKAS. Bryan dan Ubay sudah lebih dulu melarikan diri, namun saat menyadari Raga dan Aksa ditangkap, keduanya pun berbalik arah dan menyerahkan diri. Tidak mau merasa aman sendiri.

Raga hanya bisa pasrah di dalam dekapan polisi. Berjalan tertatih mengikuti arah polisi itu. Kedua tangan Raga di apit di belakang badannya oleh polisi.

Raga terpaku saat menoleh kearah kiri. Matanya terasa panas saat melihat Jiwa sedang menatapnya nanar dari ujung sana. Mata Jiwa susah sembab dengan air mata yabg berderai deras. Melihat luka yang ada di tubuh Raga serta Raga yang tengah di bawa polisi menuju mobil polisi membuat Jiwa rapuh.

"Maaf, Ji." Ucap Raga pelan kepada Jiwa sebelum akhirnya masuk kedalam mobil polisi.

Jiwa dapat membaca pergerakan mulut Raga yang meminta maaf padanya. Tapi untuk apa? Semuanya sudah terjadi. Kata maaf tidak bisa memulihkan luka yang ada di tubuh Raga. Kata maaf tidak bisa membuat Raga tidak ditangkap polisi dan kata maaf tidak bisa membuat hati Jiwa tenang.

[ 𝔧𝔦𝔴𝔞 𝔡𝔞𝔫 𝔯𝔞𝔤𝔞 ]

"Kalian tau apa yang kalian lakukan itu?" Tanya seorang polisi yang tengah duduk di kursinya. Polisi itu menatap satu persatu dari semua orang yang tadi ia tangkap.

"Baik apa buruk?"

"Jawab!" Bentak polisi itu saat tidak menerima jawaban apapun.

"Buruk." Jawab salah satu anggota Nakopra.

"Sudah tau buruk kenapa masih dilakukan? Orang bisa mati! Kalian bisa mati!" Bentak sang polisi.

Raga dari tadi hanya melamun menatap bawah dengan tatapan kosong. Pikirannya terus mengingat Jiwa. Bagaimana keadaannya sekarang? Apa Jiwa akan kecewa padanya? Apa Jiwa akan marah padanya? Pikiran Raga tidak bisa bekerja dengan benar saat ini.

"Ini siapa ini ketua tawurannya?" Tanya polisi sambil menggebrak meja.

Raga mengangkat tangannya. "Saya." Jawabnya lantang tanpa rasa takut sedikitpun.

JIWA DAN RAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang