vote yaa brow <3
wajib follow wattpad : cutajafebryantari
Follow instagram :
@cutajafbryntari
@wattpadmums
@ragapramudhitaa
@jiwabirdellaa
@aksa.laksmana
@bryan.adinata
@ubayrajana***
"Umpannya banyak ini, masak lo gak bisa liat?" Remeh Bryan pada Ubay.
Keduanya sedang bermain catur di markas NAKOPRA bersama anggota NAKOPRA lainnya yang tengah menyaksikan permainan mereka.
"Diem dulu lo! Baru menang tiga kali gayanya udah seangkasa raya." Kesal Ubay sambil menatap tajam pada papan catur.
"Gimana sih lo, Bay. Ya si Bryan pantes lah gegayaan orang dia udah menang tiga kali! Lah lo? Kalah terus!" Ejek Andre sambil menepuk pahanya, tertawa puas.
"Bangsat semua orang-orang disini!" Ubay tidak tahan lagi, semua temannya malah membela Bryan.
"Termasuk lo dong?" Tanya Aksa.
Ubay menggaruk kepalanya. "Ya enggak gue juga. Kalian-kalian ini bangsat! Temen lagi kesusahan bukannya dibantu cari solusi." Elaknya.
"Kebanyakan ngomong lo, Bay. Lanjut terus." Suruh Bryan sudah tidak sabar menunggu Ubay kalah untuk keempat kalinya.
"Mau rokok?" Tawar Andre pada Raga yang tampak diam dari tadi tidak bersemangat. Raga duduk menyender di dinding dengan sibuk mengecek ponselnya beberapa kali.
"Gak dulu." Tolak Raga. Pandangannya tidak berpindah pada layar ponselnya. Lelaki dengan seragam putih abu-abu itu tampak gelisah.
"Lo kenapa dari tadi Ga diem mulu? Lagi berantem sama bini?" Tanya Dimas yang sadar dengan gelagat Raga.
Raga enggan menanggapinya. Lelaki itu hanya berdehem.
"Gak dikasih jatah sama Jiwa tadi malem tuh dia!" Sambar Ubay dari tempatnya.
Raga mengangkat tinggi-tinggi kepalanya. Menatap Ubay dengan matanya yang tajam bak pisau yang baru saja diasah.
"Mana tahan Jiwa sama Raga. Bisa-bisa rontok tulangnya. Kekuatan Raga bukan maen." Ubay masih tidak mau diam.
"Mau gue potong lidah lo?" Ancam Raga.
"Ampun bang jago. Jangan kejam-kejam dong." Ubay berucap sengaja menyamakan nada suaranya seperti seorang wanita.
Raga benar-benar tidak berminat. Lelaki itu melirik lagi kearah ponselnya. Kaki kanannya bersilang diatas kaki kirinya sambil bersender di dinding lelaki itu seperti menunggu sesuatu.
"Ada apa, Ga?" Tanya Aksa.
Raga diam sejenak. "Berapa jam lagi pulang?" Tanyanya dengan tatapan masih menatap layar ponsel.
Aksa melihat jam dinding yang tergantung tinggi di dinding ruangan yang dipenuhi beberapa lelaki yang tengah merokok ini.
"Sekitar dua jam lagi." Jawabnya.
"Masih masuk buk Sonnah?" Tanya Raga lagi.
Aksa mengangguk sebagai jawaban.
"Mau kemana lo?" Tanya Aksa saat Raga buru-buru beranjak dari duduknya.
"Urusan penting." Jawab Raga misterius.
Lelaki itu melangkah keluar meninggalkan ruangan markasnya yang dipenuhi asap rokok itu. Raga tampak melirik kanan dan kiri seperti mencari keberadaan seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA DAN RAGA
Teen Fiction❝𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐮𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐚𝐤𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐭𝐮.❞ Raga Pramudhita, dikenal sebagai ketua komplotan NAKOPRA paling dihindari dan disegani. Nakal, kejam, susah diatur dan pergaulan bebas sudah melekat padanya...